Ia kemudian menjelaskan kasus PDNS 2 juga sama bermula dari human error.
"Ransomware itu kalau nyebut Locbit, itu punya kebiasaan sering orang berspekulasi itu biasanya ada insider threat, ada orang dalam karena di locbit itu ada sistem afiliasi jadi misal lu ada orang dalem bisa ngasih info intel tipis2 ke hacker lu akan dapat persenan itu kebiasaan locbit dulu sebelum digerebek FBI," terangnya.
"Informasi kaya di dalamnya teknologinya make apa, sesimpel itu aja. Karena kalau baca timelinenya di PDN ini kan ngga langsung masuk. Dia mempelajari dulu baru dua hari kemudian ransomwarenya dimasukkan," imbuh Teguh.
Lebih lanjut menurut Teguh, Brain Chipher yang mengklaim melakukan pembobolan PDNS 2 merupakan grup baru, dan dia menggunakan ransomware yang bukan buatan mereka.
"Sebenarnya itu sourch yang udah menyebar, sebenarnya PDN itu kenanya dua ransomware yang keluar di rilis pemerintah itu locbit yang setelah hackernya memberikan key itu bukan locbit itu jenis lain namanya bakbuk," katanya.
"kita praktisi pada nanya kenapa yang dirilis itu cuma locbit karena setelah key diserahkan ini bukan locbit tapi bakbuk," tukasnya.
Sebelumnya tak sedikit publik yang menyorot soal bobolnya Pusat Data Nasional Sementara 2 atau PDNS 2 merupakan ulah dari orang dalam.
Beredar nama Dicky Prasetya Atmadja yang disebut-sebut merupakan biang terjadinya kasus pembobolan tersebut.
Ia diduga terafiliasi dengan PT Telkom Indonesia Tbk melalui anak usahanya PT TelkomSigma dan PT Indosat Tbk melalui anak usahanya Lintasarta.
Baca Juga: Namanya Diusulkan Maju Pilkada DKI Jakarta 2024, Deddy Corbuzier Digoda Istri Sendiri
Diketahui PDNS 2 mengalami lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware.