Suara.com - Jepang menegaskan bahwa kasus-kasus kekerasan seksual di negara tersebut yang melibatkan pasukan Amerika Serikat (AS) tidak dapat ditoleransi. Mereka mendesak Washington untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
“Insiden tersebut telah menimbulkan banyak kecemasan di masyarakat setempat,” kata Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa, Jumat (5/7/2024).
Kamikawa menjawab pertanyaan wartawan tentang meningkatnya kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh tentara Amerika. Sekitar 50.000 tentara AS dikerahkan di Jepang berdasarkan pakta keamanan bilateral, sekitar setengahnya berada di Okinawa.
“Ini adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi. Insiden ini sangat disesalkan, dan ketika saya memikirkan para korban…Saya sangat sedih sebagai menteri luar negeri,” katanya, merujuk pada perannya dalam Satuan Tugas Perempuan, Perdamaian dan Keamanan.
Terjadinya kejahatan seksual, katanya, merupakan tantangan utama. Kamikawa menegaskan bahwa ia mempromosikan cita-cita dan konsep yang mencakup perlindungan hak asasi manusia dan martabat perempuan.
“Pencegahan kekerasan seksual oleh personel militer…dan upaya untuk mendapatkan tanggung jawab serta hukuman adalah hal yang kami tekankan,” ucapnya.
Lebih lanjut Kamikawa mengatakan Kementerian Luar Negeri akan bekerja sama dengan pihak AS mengenai langkah-langkah spesifik dan juga akan meminta untuk berhati-hati dalam mencegah insiden.
Mengenai kekhawatiran yang diajukan oleh pihak berwenang di Okinawa, Kamikawa mengatakan Gubernur Okinawa Denny Tamaki mengajukan protes atas masalah tersebut dan meminta komunikasi menyeluruh sehubungan dengan insiden tersebut
Menanggapi itu, Pentagon menyatakan penyesalannya atas kejahatan seks yang dilakukan oleh tentara Amerika di tanah Jepang dan mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memantau perkembangannya dengan cermat. (Antara)