Bacakan Pleidoi, SYL Pamer Penghargaan Sejak Jabat Lurah hingga Menteri ke Hakim

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:01 WIB
Bacakan Pleidoi, SYL Pamer Penghargaan Sejak Jabat Lurah hingga Menteri ke Hakim
Ekspresi eks Mentan Syahrul Yasin Limpo saat menjalani sidang tuntutan kasus korupsi di Kementan. Sidang tuntutan kasus SYL digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta. (Suara.com/Dea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memamerkan kariernya di bidang pemerintahan saat menyampaikan nota pembelaan alias pleidoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (5/7/2024). Bahkan, SYL mengaku pernah menyabet penghargaan dari KPK.

Di depan majelis hakim, SYL mengungkap beberapa jabatan yang pernah diembannya mulai dari lurah, camat, bupati gubernur hingga menteri pertanian.

Saat menjadi camat Bontonompo pada 1984, SYL menyebet predikat Camat Teladan se-Sulsel hingga bisa diundang ke Istana Negara untuk mengukti upacara peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

”Saat itu, saya merupakan camat termuda di Indonesia,” bebernya dalam sidang.

Baca Juga: Kaget Dituduh Eks Ajudan soal Minta Jatah Fee 20 Persen, SYL: Ucapan Panji Tak Masuk Akal!

Selain itu, SYL juga meraih penghargaan semasa menjadi Bupati Gowa, salah satunya mendapat Anugerah Upakarti bidang pertanian dari Presiden RI pada 1997. Tak cuma itu, SYL juga pernah mendapat Anugerah Manggala Karya Kencana serta penghargaan Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil dari Menteri Koperasi dan UKM.

Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). (Suara.com)
Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). (Suara.com)

Lalu, SYL juga sempat menyabet ratusan penghargaan ketika menjabat Gubernur Sulsel.

Penghargaan itu di antaranya seperti Bintang Mahaputra Utama Bidang Pertanian pada 2011, Tanda Kehormatan Parasamya Purnakarya Nugraha pada 2014, Provinsi Terbaik dalam pelayanan publik dari Ombudsman pada 2015 dan Satya Lencana Pembangunan Pertanian atas Peningkatan Produksi Beras pada 2008 dan 2009 lalu dam penghargaan dalam ‘leadership award’ dari Menteri Dalam Negeri pada 2018.

Pria yang mendapat gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) itu juga pernah menyabet penghargaan Bintang Astha Barata Madya Utama Pamong Praja dari Institut Pemerintahan dalam Negeri/IPDN (2018).

Saat menjadi mentan, SYL menyebut dirinya meraih 71 penghargaan. Mulai dari penghargaan dari Menko bidang Perekonomian tentang Pencapaian Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Pertanian pada 2022 dan  menjadi Tokoh Inspiratif Pertanian Indonesia pada 2023.

Baca Juga: Tepis Dakwaan Peras Anak Buah, SYL Ungkit Istilah 'Asal Bapak Senang' di Kementan: Seolah-olah Inisiatif Saya

Terakhir, SYL juga sempat  mendapatkan penghargaan dari KPK ketika menjabat Mentan. Penghargaan itu yakni  Penghargaan Antigratifikasi Terbaik pada 2018-2019 dan Penghargaan Pengelolaan LHKPN Terbaik  pada 2019.

KPK juga memberikan apresiasi kepada Kementan karena berhasil menerapkan program wilayah bebas korupsi di beberapa unit kerja Kementan di seluruh Indonesia.

Dituntut 12 Tahun Bui

Sebelumnya, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut mantan Menteri Pertanian SYL dihukum pidana penjara selama 12 tahun karena dianggap bersalah dalam kasus dugaan gratifikasi dan pemerasan di lingkungan Kementan.

Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (29/5/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (29/5/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

“Menjatuh pidana terhadap terdakwa Syahrul Yasin Limpo berupa pidana penjara selama 12 tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan,” kata jaksa Meyer Simanjuntak di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (28/6/2024).

Jaksa juga menuntut agar SYL dijatuhi pidana denda sebesar Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan penjara.

“Membebankan kepada terdakwa Syahrul Yasin Limpo untuk membayar uang pengganti sebesar Rp44.269.777.204 dan USD 30 ribu subsider 4 tahun penjara,” tandas Meyer.

Sekadar informasi, Syahrul Yasin Limpo saat ini sedang menjalani sidang dugaan korupsi di Pengadilan Tipikor Jakarta dengan dakwaan melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan dalam rentang waktu 2020 hingga 2023.

SYL didakwa melanggar Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI