Suara.com - Pemecatan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari begitu menyentak dan menjadi perbincangan hangat di publik. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menyatakan Hasyim telah melanggar kode etik sebagai Ketua KPU karena melakukan kasus pelecehan seksual. Putusan ini disampaikan pada Rabu (3/7/2024).
Adapun kasus tindak asusila itu disebutkan dilakukan Hasyim pada anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Belanda pada 3 Oktober 2023 silam.
Kasus itu seketika mendapat sorotan publik, sehingga membuat banyak orang penasaran dengan sosok Hasyim, termasuk riwayat pendidikannya.
Lantas seperti apakah profil Hasyim Asy’ari dan seperti apa pendidikan yang telah ia jalani? Simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: Fakta-Fakta Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP karena Kasus Asusila
Profil singkat Hasyim Asy’ari
Hasyim Asy’ari lahir di Pati, 3 Maret 1973. Kiprahnya di KPU bermula pada 2016, ketika ia mengasi pengganti antarwaktu (PAW) dari Ketua KPI Husni Kamil Manik yang meninggal dunia.
Pada periode berikutnya, yakni 2017-2022, ia terpilih menjadi anggota KPU RI. Kemudian Hasyim menjabat sebagai Ketua KPU sejam 12 April 2022.
Mengintip laman resmi KPU, kini Hasyim telah menikah dengan perempuan bernama Siti Mutmainah dan memiliki 3 orang anak.
Selain menjadi Ketua KPU, Hasyim juga seorang dosen yang berstatus ASN di Universitas Diponegoro (Undip). Di sana, Hasyim mengajar di Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sejak 1998 hingga sekarang.
Baca Juga: Dipecat Gegara Cabul, Komisioner KPU Gelar Rapat Pleno Tertutup Cari Pengganti Hasyim Asy'ari
Riwayat pendidikan Hasyim Asy'ari
Bicara soal pendidikan, Hasyim pernah menempuh pendidikan agama di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Karangsuci, Purwokerto, Jawa Tengah pada 1991 hingga 1995.
Pendidikan tingginya ia lewati di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), juga di Purwokerto, Jawa Tengah. Di sana ia mengambil jurusan Hukum Tata Negara (HTN) dengan spesialisasi Kajian Hukum dan Politik.
Gelar Sarjana Hukum (SH) ia dapatkan pada 1995, setelah menulis skripsi berjudul “Pembreidelan Pers: Studi Terhadap Pembatalan SIUPP Sebagai Bentuk Pembatasan Kebebasan Pers”.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ia mengambil Magister Sains (M.Si.) dalam bidang Ilmu Politik di UGM.
Untuk merampungkan pendidikan S2, Hasyim menulis tesis yang berjudul “Demokratisasi Melalui Civil Society: Studi Tentang Peranan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dalam Pemberdayaan Civil Society di Indonesia 1971-1996”. Ia kemudian dinyatakan lulus pada 1998.
Pendidikan Hasyim tak hanya ditempuh di dalam negeri. Ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri, yakni Malaysia. Ia memilih Department of Anthropology and Sociology, Faculty of Arts and Social Sciences, dari University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
Di Negeri Jiran, Hasyim meraih gelar Ph.D dalam bidang Sosiologi Politik pada 2012. Ia menulis disertasi berjudul “Konsolidasi Menuju Demokrasi: Kajian Tentang Perubahan Konstitusi dan Pilihan Raya 2004 di Indonesia”.
Kontributor : Damayanti Kahyangan