Pj. Gubernur Heru Ajak Warga Jakarta Urban Farming di Lahan Kosong

Rabu, 03 Juli 2024 | 19:29 WIB
Pj. Gubernur Heru Ajak Warga Jakarta Urban Farming di Lahan Kosong
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau panen raya sebanyak 822 ton di RPTRA Payung Tunas Teratai, Cipayung, Jakarta Timur, pada 2 April 2024. (Dokumentasi: Diskominfotik DKI Jakarta).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau panen raya sebanyak 822 ton di RPTRA Payung Tunas Teratai, Cipayung, Jakarta Timur, pada 2 April 2024. (Dokumentasi: Diskominfotik DKI Jakarta).

Budidaya tanaman di perkotaan (urban farming) menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam mengoptimalkan lahan-lahan kosong. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta pada 2023, hasil urban farming yang sudah dipanen berupa 80.834,64 ton tanaman hortikultura dan 1.326,41 ton tanaman pangan. Adapun target tahun ini adalah penanaman bibit buah-buahan sebanyak 75 ribu pohon dan 25 juta bibit sayuran, termasuk cabai.

Dalam panen raya serentak di 64 lokasi wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur pada April 2024 lalu, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan, jajaran Pemprov DKI harus bisa menggerakkan aktivitas urban farming di tengah keterbatasan lahan. Dengan demikian, dapat menciptakan kemandirian terhadap kebutuhan pangan warga, baik di sektor pertanian, peternakan, maupun perikanan, hingga menjaga ketahanan pangan.

“Panen raya ini menjadi contoh bagi wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta. Ini menandakan bahwa masyarakat sangat peduli terhadap kemandirian pangan di masing-masing wilayah. Warga mau berupaya keras untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” ujar Heru.

Menurut Kepala DKPKP Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawaty, arahan Penjabat Gubernur DKI Jakarta ini dalam pelaksanaannya melibatkan banyak pihak, antara lain Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Rukun Warga (RW), Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Karang Taruna, dan lain-lain.

"Melibatkan unsur pamong, khususnya kelurahan setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama untuk menggerakkan masyarakat dan kolaborasi dengan Perangkat Daerah, swasta, akademisi, dan Badan Usaha Milik Negara)," katanya.

Agar program ini berkelanjutan, pihaknya rutin melakukan sosialisasi, agar peserta dan lokasi baru terus bertambah. Selain itu, dilakukan pendampingan dan pengawasan, agar masyarakat dapat mandiri dalam kegiatan urban farming.

“Urban farming memiliki banyak manfaat, antara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan, meningkatkan ekonomi dengan mengurangi pengeluaran untuk pangan, dan meningkatkan pendapatan,” ucapnya.

Adapun, jenis komoditas yang ditanam meliputi tanaman sayuran cepat panen (bayam, kangkung, caisim, cabai, tomat, bawang merah, dan lain-lain), tanaman obat keluarga, tanaman buah-buahan dan tanaman padi, serta cabai sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi.

Baca Juga: Heru Budi Belum Terima Nama PNS Pemprov DKI Terlibat Judi Online, Melanggar Pasti Ditindak

Jaga Inflasi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI