Ortu Afif Bocah Tewas Dianiaya Polisi Sebut Anaknya Tidak Pernah Tawuran, Pamit Keluar Rumah untuk Nonton Bola

Senin, 01 Juli 2024 | 21:32 WIB
Ortu Afif Bocah Tewas Dianiaya Polisi Sebut Anaknya Tidak Pernah Tawuran, Pamit Keluar Rumah untuk Nonton Bola
Ibunda Afif Maulana, Anggun Andriani (tengah) menunjukkan foto anaknya saat usai melakukan audiensi di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (1/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang tua Afif Maulana alias AM (13), Anggun Anggraini, angkat bicara soal kematian anaknya yang dianiaya oleh anggota Sabhara Polda Sumatera Barat.

Anggun mengatakan sebelum peristiwa penganiayaan berujung tewas ini, Afif usai menonton bola di rumah rekannya.

“Jam setengah 11 sempat berkomunikasi dengan Afif Maulan, dia mau nonton bola dan dia sempat mengirimkan video, dia makan mie bersama rekannya,” kata Anggun di Komnas HAM, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Anggun mengatakan anaknya juga sempat berpamitan dengannya sebelum ke rumah temannya.

Baca Juga: 'Kado' IPW di HUT Bhayangkara ke-78: Kekerasan Polisi Sulit Dicegah jika Pimpinan Polri Tak Becus Awasi Anak Buahnya

Afif memang gemar menonton pertandingan sepak bola. Hal itu selaras dengan hobinya yang gemar bermain futsal.

Pihak keluraga saat itu sempat menyuruh agar Afif menginap di rumah rekannya atau rumah neneknya yang berdekatan dengan wilayah tersebut.

Hal itu untuk menghindari begal lantaran waktu telah menunjukan pukul 01.30 WIB, sehingga dianggap rawan.

“Bapaknya bilang tidak usah pulang, tidur saja di rumah teman atau tidur di pos ronda itu atau tidur tempat nenek. Jangan pulang, nanti kena begal. Kan setengah 2 malam,” jelas Anggun.

Anggun mengatakan Afif bukanlah anak yang suka keluyuran, terlebih saat malam hari. Sepulang sekolah, Afif langsung pulang ke rumah, kecuali jika ada jadwal bermain futsal.

Baca Juga: Ungkap Keterangan Saksi Kunci, Kapolda Sumbar: Tidak Benar Afif Tewas Dianiaya Polisi Lalu Dibuang ke Bawah Jembatan!

Jika ada jadwal latihan fitsal, lanjut Anggun, Afif baru izin untuk pulang telat. Itupun tidak sampai larut malam.

Afif kata Anggun, tidak pernah sekalipun melakukan aksi tawuran, terlebih aksi pada malam hari.

“Dia gak pernah keluar malam, jam 10 sudah pulang dan tidur di rumah. Karena dia hobi bola, makanya dia keluar sama teman-temanya,” jelas Anggun.

Ditemukan Tewas

Anggun memgatakan, sejak pagi hari, dirinya bersama pihak keluarga yang lain berupaya menghubungi Afif lantaran belum pulang ke rumah usai berpamitan untuk menonton bareng pertandingan sepak bola di rumah temannya.

Pihak keluarga juga telah berupaya melakukan pencarian terhadap anak lelaki tersebut. Hingga akhirnya, pihak keluarga mendapat kabar duka lewat media sosial. Afif viral di sosial media sudah dalam kondisi tewas.

Jasadnya mengapung di aliran sungai, bawah jembatan Bypass Kuranji, Padang Sumatera Barat.

Orang tua Afif Maulana datang bersama demonstran menuntut keadilan atas meninggal anaknya. [Suara.com/ B Rahmat]
Orang tua Afif Maulana datang bersama demonstran menuntut keadilan atas meninggal anaknya. [Suara.com/ B Rahmat]

Mendapat laporan tersebut, keluarga korban pun sempat tak percaya. Namun setelah mendatangi lokasi kejadian, barulah pihak keluarga percaya dengan temuan tersebut.

“Keluarga itu sebenarnya sejak pagi itu setengah 11 mencari Afif yang sudah tidak bisa dihubungi. Kemudian, barulah sore hari keluarga tau, dari foto-foto yang beredar di medsos,” pungkasnya.

Afif Maulana tewas dengan kondisi lebam di tubuhnya. Ia diduga menjadi korban pemganiayaan yang dilakukan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar.

Afif dianiaya lantaran menjadi terduga pelaku tawuran. Namun, hingga kini tidak ada bukti yang menyatakan Afif terlibat tawuran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI