Server BAIS TNI Terpaksa Dimatikan usai Diacak-acak Hacker, Kapuspen: Yang Diretas Data Lama

Rabu, 26 Juni 2024 | 16:58 WIB
Server BAIS TNI Terpaksa Dimatikan usai Diacak-acak Hacker, Kapuspen: Yang Diretas Data Lama
Dugaan kebocoran data BAIS TNI. [Akun X @FalconFeedsio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - TNI masih mendalami soal dugaan kebocoran data Badan Intelejen Strategis (BAIS) TNI yang diduga ulah peretas alias hacker yang sempat viral di jagat platform X (Twitter).

Kapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengatakan, imbas aksi peretasan itu, server milik BAIS TNI terpaksa dimatikan sementara untuk kepentingan penyelidikan. 

“Saat ini server sudah dinonaktifkan untuk kepentingan penyelidikan yang lebih lanjut,” kata Nugraha, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (26/6/2024).

Nugraha menyatakan, jika data yang diretas merupakan data lama. Namun ia tidak merinci soal data tersebut

Baca Juga: Minta Tebusan Uang 8 Juta Dolar AS, ORI Minta Peretas Pusat Data Nasional Segera Ditangkap: Ganggu Negara Kita!

“Betul, data yang diretas adalah data lama dan di-release tahun 2024,” ucapnya.

Hingga saat ini, pihak Siber TNI masih melakukan penyelidikan soal peristiwa ini.

“Tentunya,” tandas Nugraha.

Viral Data BAIS TNI Dibobor Hacker

Sebelumnya, ramai di media sosial soal kebocoran data milik Badan Intelijen Strategis atau BAIS TNI dan Indonesia Automatic Finger Identification System (INAFIS) Polri.

Baca Juga: Peretas Minta Uang Tebusan 8 Juta Dolar AS, Kata Maruf Amin usai PDNS 2 Dibobol Hacker

Aksi hacker yang diduga membobol server BAIS dan INAFIS Polri itu diungkapkan oleh akun Twitter alias X @falconfeedsio, dengan nama penggunga Moonz Haxor.

Menurut penggungah, data yang telah diretas oleh pelaku diperjualbelikan melalui situs gelap alias dark web.

Dalam aksinya, pelaku peretasan 

Peretas meminta tebusan hingga US$7.000 atau sekitar Rp114 juta. Dalam akun tersebut, peretas juga menyediakan contoh (sample) data yang mereka kuasai, dan menjanjikan data lengkap (full set data) kepada mereka yang ingin membayar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI