Suara.com - Ketua Golkar Riau Syamsuar akan bertarung di Pemilihan Gubernur atau Pilgub Riau 2024 yang diselenggarakan serentak pada November mendatang.
Syamsuar digadang-gadangkan diberi daulat penuh oleh DPP Golkar untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Riau periode 2024-2029.
Ketua Bappilu Golkar Riau, Ikhsan mengatakan jika Syamsuar yang merupakan eks Gubernur Riau ini memiliki elektabilitas paling tinggi di antara sosok calon lainnya, berdasarkan survei internal partai.
Syamsuar dikabarkan akan berduet dengan politisi PKS, Ustaz Mawardi Muhammad Saleh. Keduanya juga sudah bertemu ketua Dewan Syuro PKS Dr Salim Segaf Al Jufri.
Baca Juga: Sosok Dua Ustaz Bakal Bertarung di Pilgub Riau, Sama-sama Putra Kampar
Ikhsan mengungkapkan jika saat ini sedang pematangan koalisi antara Golkar dengan PKS untuk mengusung Syamsuar-Mawardi Saleh di Pilgub Riau. Pasangan ini bahkan sudah saling klaim dekat dan akan segera mengumumkan ke publik.
Lantas siapakah Ustaz Mawardi Saleh?
Dr H Mawardi Muhammad Saleh Lc MA lahir di Bangkinang, Kampar pada 24 Juni 1969. Politisi PKS Riau ini merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kampar untuk periode 2023-2028.
Selain masuk ke dunia politik, Mawardi saat ini aktif berdakwah. Pria berprofesi dosen tersebut adalah senior Ustaz Abdul Somad (UAS), bahkan namanya sering disebut penceramah kondang itu.
Mawardi Saleh mampu meraih prestasi tertinggi di Universitas Islam Madinah. Tahun 2004 lalu, dia menamatkan program doktornya di bidang fiqih dan ushul fiqih dengan predikat Summa Cum Laude dengan nilai A Plus.
Baca Juga: 7 Figur Bakal Jadi 'Penantang' Syamsuar di Pilgub Riau 2024
Dia menempuh jenjang S1 di Universitas Madinah tahun 1990. Di tingkat ini, setiap semester juga dia lalui dengan predikat summa cum laude. Tahun 2000, ia menyelesaikan pendidikan S2-nya, dengan tesis berjudul Tahqiq al-Matlabal ‘Aliy fi Syarhi Wasith al-Imam al-Ghazali.
Mawardi adalah orang Indonesia kelima yang meraih doktor di Universitas Madinah. Empat sebelumnya yakni Dr Salim Segaf al-Jufri, Dr Ahsin Sakha, Dr Abd Muhith, dan Dr Hidayat Nurwahid. Ia menulis tesis setebal 900 halaman yang berisi studi tentang filologi terhadap buku al-Matlabul Aliy, sebuah kitab fiqih terbesar dalam mazhab Syafii, karya Ibnu Rif’ah.