Bambang Soesatyo

Senin, 24 Juni 2024 | 15:25 WIB
Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (bidik layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dr. H. Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A. merupakan politikus dan pengusaha terkemuka di Indonesia. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini tengah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Sebagai anggota Partai Golkar, Bambang terpilih sebagai anggota legislatif nasional pada Pemilu 2009. Pada 15 Januari 2018, ia ditunjuk untuk menggantikan Setya Novanto yang mengundurkan diri dari posisi Ketua DPR di tengah penyelidikan korupsi.

Profil

Bambang, lahir di Jakarta, pada 10 September 1962. Ia menikah dengan Lenny Sri dan memiliki delapan anak.

Baca Juga: Surya Paloh Akui Survei Anies Baswedan Tokcer Di Pilkada DKI: Capek Orang Lawan Dia

Ia dikenal sebagai kolektor kendaraan mewah, termasuk Tesla Model X, serta dua sepeda motor Harley-Davidson dan sepuluh mobil dengan total nilai Rp18 miliar (sekitar US$ 1,35 juta), dibandingkan dengan total asetnya yang dilaporkan sebesar Rp62 miliar (US$ 4,66 juta).

Pendidikan

Bambang tumbuh dalam keluarga militer dan mengenyam pendidikan di sekolah negeri di Jakarta (SDN 8, SMPN 49, SMAN 14) selama 12 tahun.

Setelah lulus dari sekolah menengah pada tahun 1981, ia melanjutkan studi di Akademi Akuntansi Jayabaya dan STEI Jakarta di Rawamangun, Jakarta Timur. Selama masa studinya, ia aktif memimpin Senat Mahasiswa akademi.

Setelah lulus pada tahun 1985, Bambang menyelesaikan kursus pra-MBA di Institut Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (IPPM) di Jakarta. Ia memperoleh gelar sarjana administrasi publik dan sarjana hukum dari Universitas Terbuka pada tahun 1988 dan 2023.

Baca Juga: Marshel Widianto

Gelar dalam bidang manajemen perusahaan diperolehnya dari Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia pada tahun 1992, setelah menyelesaikan MBA di Institut Manajemen Newport Indonesia pada tahun 1990. Pada tahun 2023, ia meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Padjadjaran.

Selama studinya, Bambang aktif di organisasi kemahasiswaan, salah satunya Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), yang berafiliasi dengan Golkar, partai politik yang berkuasa saat itu.

Karier Politik

Setelah empat kali gagal mendapatkan kursi di Senayan (termasuk 1997, 1999, dan 2004), Bambang akhirnya terpilih menjadi anggota DPR pada Pemilu 2009, mewakili dapil Jawa Tengah VII yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen.

Setelah dilantik, ia ditempatkan di Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan. Bambang juga menjadi anggota panitia khusus yang menyelidiki dana talangan kontroversial senilai Rp6,7 triliun untuk Bank Century selama krisis keuangan 2007-2008, yang melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono.

Pada Pemilu 2014, Bambang kembali mencalonkan diri dan memperoleh 57.235 suara, menjadi satu-satunya calon dari kabupaten yang berafiliasi dengan Golkar. Ia menuduh pembelian suara sebagai alasan penurunan suara Golkar.

Pada Januari 2016, perubahan internal di Golkar membuatnya diangkat sebagai Ketua Komisi III. Bambang juga pernah menjadi anggota Panitia Khusus (Pansus) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dipandang oleh banyak pengamat sebagai upaya untuk membatasi kewenangan KPK.

Bambang juga pernah menyerukan pemecatan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2016 setelah pemeriksaan badan tersebut atas pembelian rumah sakit oleh Pemprov DKI Jakarta dibantah oleh KPK yang tidak menemukan adanya pelanggaran.

Pada 2017, sebagai bagian dari komite penyidik KPK, ia menyatakan bahwa KPK menunjukkan gesekan internal dan pembangkangan terhadap kepemimpinannya.

Ia juga pernah menyerukan perluasan peraturan terhadap homoseksualitas di Indonesia, menyalahkan media sosial atas penyebaran kelompok LGBT dan mengklaim bahwa 3 persen dari populasi akan menjadi gay tanpa mengutip sumbernya.

Bambang juga meminta Kepolisian Republik Indonesia dan Badan Intelijen Negara untuk mengadili provokator dan penyebar hoax di media sosial.

Ketua DPR

Setelah terlibat dalam skandal korupsi senilai $170 juta, Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR pada akhir 2017.

Ketua baru Golkar, Airlangga Hartarto, mengangkat Bambang sebagai Ketua DPR yang baru dan dilantik pada 15 Januari 2018.

Anggota parlemen Golkar, Kahar Muzakir, menggantikannya sebagai Ketua Komisi III. Meskipun beberapa analis memuji penunjukan Bambang berdasarkan senioritas dan pengalaman politiknya, yang lain menyebutkan kemungkinan konflik kepentingan karena keterlibatannya dalam Pansus yang menyelidiki KPK. Namun, Bambang mengundurkan diri dari pansus setelah dilantik.

Ketua MPR

Pada Oktober 2019, Bambang terpilih secara aklamasi sebagai Ketua MPR. Pada Agustus 2020, ia mengusulkan legalisasi kepemilikan pistol 9 milimeter dan amunisi untuk pertahanan diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI