Di perusahaan itu, ia dituntut untuk menggenjot produksi bir dan mengalahkan pesaingnya, PT Delta Jakarta yang melahirkan Anker Bir. Masalahnya adalah bekerja di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam jelas penuh tekanan.
Pada tahun 1991, ia lalu memilih masuk dunia politik. Mewakili Golongan Karya (Golkar) ia duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Soeharto pun tertarik dan ditunjuk sebagai menteri tahun 1998.
Pada 2011, mendirikan sebuah kampus di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Universitas itu dinamai Tanri Abeng University yang ia bangun setelah pria kelahiran Selayar, Sulawesi Selatan itu menjual Hotel Aryaduta yang ia miliki sejak 1995.
Singkat cerita, pada Januari 2024 lalu, Tanri Abeng ditunjuk jadi Komisaris PT Perseroda Sulsel.
Tanri bertekad menjadikan Perseroda Sulsel sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terbaik sekaligus contoh bagi perusahaan daerah yang ada di Indonesia.
"Walaupun belum banyak yang hadir pada acara ini, tapi berita akan direvitalisasinya BUMD Sulsel, mudah-mudahan menjadi model BUMD di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Menurut Tanri Abeng, pembangunan negara harus dimulai dari daerah seperti Provinsi Sulsel ini. Apalagi pembangunan itu ada keterlibatan aktor-aktor ekonomi dan pengusaha.
"Saya yakin bahwa pembangunan negara dan bangsa itu harus terjadi di daerah. Dan karena saya meyakini bahwa pembangunan itu bersumber dari pelaku ekonomi," jelasnya.
Sebagai solusi pembangunan, menurutnya, harus dibangun dan dikelola dengan baik dulu BUMD di Provinsi Sulsel. Pengelolaan BUMD di Sulsel harus menjadi model bagi daerah lain.
Baca Juga: Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun
"Maka kita harus bangun Badan Usaha Milik Daerah di seluruh Indonesia dan kita buat modelnya di Sulawesi Selatan ini," pungkasnya.