Suara.com - Kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro 60, Menteng, Jakarta, Jumat (21/6/2024) digeruduk massa yang tergabung dalam Forum Kader Ka'bah Bersatu (FKKB). Dalam aksinya itu, para pendemo yang juga kader PPP meminta agar M Mardiono mundur dari jabatan Plt Ketum partai berlambang Kakbah itu.
Pantauan Suara.com, massa FKKB yang kompak mengenakan seragam berwarna hijau terlihat berkumpul di depan Kantor DPP PPP sejak pukul 14.45 WIB.
Tampak massa membawa sejumlah atribut dalam aksinya salah satunya yang menarik adalah membawa keranda mayat dengan tulisan PPP. Mereka pun berkumpul lalu menggelar tahlilan dalam aksinya tersebut.
Kordinator Forum Kader Ka'bah Bersatu (FKKB), Mubarik mengungkap tuntutan para pendemo meminta agar Mardiono mundur dari kursi pimpinan karena dianggap gagal membawa partai kembali ke Senayan.
Baca Juga: Kubu Pro Mardiono Gelar Aksi di Depan Kantor PPP, Kader Diminta Tak Saling Menyalahkan
Ia lantas menyoroti peryataan Mardiono yang menyebut kegagalan PPP lolos ke Parlemen Senayan disebabkan ulah kader. Padahal ia mengaku seluruh kader telah berjuang.
“Dan yang lebih yang disayangkan, saya sayangkan sekali, itu tidak mau diakui oleh ketua umum. Bahkan menyalahkan kami selaku caleg. Caleg kan yang disalahkan, saya salah apa? Saya tidak nyaleg kok, saya tidak nyalon kok. Itu bukan tipe seorang pemimpin buat saya," kata Mubarik.
"Pemimpin buat Partai Islam adalah mengakui kesalahan. Kalau mengakui kesalahan, kami juga akan terima dengan lapang dada, memang kita salah. Tapi dia tidak mengakui kesalahan, malah menjustis kesalahan adanya di bawah para caleg,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia lantas menjelaskan, mengapa pihaknya membawa keranda mayit dalam aksinya hari ini. Menurutnya, saat ini PPP sudah mati, karena tak lolos ke Gedung Parlemen Senayan.
"Ini adalah simbol. Keranda mayat adalah simbol matinya PPP. Karena besok PPP sudah tidak ada lagi di parlemen, karena sudah tidak lolos dalam parliamentary threshold. Ini saya anggap PPP sudah mati,” tuturnya.
Baca Juga: Ketua Majelis Pakar DPP PPP Setujui Muktamar 2025: Sesuai Hasil Rapimnas IX
Mubarik pun turut menuntut adanya regenerasi kepemimpinan di tubuh partai berlambang Ka’bah tersebut.
“Makanya harus ada kader-kader baru. Kepemimpinan Mardiono saya anggap sudah selesai, karena kita tidak lolos parliamentary threshold,” jelasnya.
Desakan itu dimunculkannya, kata dia, karena khawatir PPP akan mengalami kegagalan kembali saat konstelasi Pilkada serentak pada November 2024, mendatang.
“Sudah pasti. Dia caleg bergerak saja, PPP tidak bisa mengangkat. Karena memang sistem yang dibuat tidak jelas. Saya, kami ini tidak ingin kegagalan di Pileg berimbas nanti kepada kegagalan di Pilkada. Makanya harus segera di reposisi pergantian ketua,” pungkasnya.