Luhut Sebut OTT Bikin Ekonomi Seret, Eks Pimpinan KPK: Gue Bingung Ada Menteri Ngomong Gitu

Jum'at, 21 Juni 2024 | 15:56 WIB
Luhut Sebut OTT Bikin Ekonomi Seret, Eks Pimpinan KPK: Gue Bingung Ada Menteri Ngomong Gitu
Menko Marves Luhut Pandjaitan saat mencoblos di TPS 014 di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Rabu (14/2/202) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang merasa bingung dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut lembaga antirasuah tidak perlu melakukan banyak operasi tangkap tangan (OTT).

Jika OTT tidak dilakukan dengan alasan indeks persepsi korupsi (IPK) mesti ditingkatkan untuk menarik investasi, Saut menilai itu sebagai hal yang keliru. Sebab, dia menganggap penindakan tetap perlu dilakukan, termasuk dengan melakukan OTT.

“Kalau ada menteri bilang enggak perlu OTT, KPK menghambat investasi, gue bingung itu menteri ada ngomong kayak gitu,” kata Saut dalam diskusi bersama Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) dan Transparency International Indonesia (TII) yang ditayangkan secara daring, Jumat (21/6/2024).

Mantan Wakil Ketua KPK Saut Sitomorang dimarahi Dewas KPK saat laporkan Firli Bahuri atas dugaan pelanggaran etik. (Suara.com/Yaumal)
Mantan Wakil Ketua KPK Saut Sitomorang dimarahi Dewas KPK saat laporkan Firli Bahuri atas dugaan pelanggaran etik. (Suara.com/Yaumal)

Dia menyebut bahwa KPK sudah memiliki banyak sekali model pencegahan tindak pidana korupsi yang disosialisasikan secara meluas. Jadi, Saut menjelaskan OTT dilakukan bukan karena pencegahan tidak dilakukan dengan baik.

Baca Juga: Desakan Kubu Hasto PDIP Bikin Harun Masiku Sulit Ditangkap, Yudi Purnomo: AKBP Rossa Purbo Sudah di Jalan yang Benar

Saut juga mencontohkan pengalamannya yang baru pulang dari suatu daerah untuk melakukan salah satu metode pencegahan tindak pidana korupsi. Lalu, beberapa hari kemudian, terjadi OTT di daerah tersebut. Dengan begitu, dia menegaskan OTT masih diperlukan sebagai upaya pemberantasan korupsi.

“Artinya, harus penindakan gitu loh. Jadi, kalau mencegah mencegah, kita cuma ngomong-ngomong saja,” tandas Saut.

Ucapan Kontroversial Luhut

Diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan beberapa kali menyebut bahwa KPK tidak perlu banyak melakukan OTT. Terbaru, Luhut mengingatkan lembaga antirasuah untuk tidak bangga jika melakukan OTT secara masif. 

Sebab, Luhut menilai OTT bukan indikator baik atau tidaknya ekonomi negara. Dia menyebit jika ada OTT, bukan berarti ekonomi Indonesia sedang tidak baik.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Ranking KPK Jeblok Sebagai Penegak Hukum, Citranya Paling Buruk di Bawah TNI-Polri

"Jadi kita juga saya teman-teman di KPK jangan bangga kalau ada OTT itu berarti ekonomi kita gak bagus. Kalau orang belanja ke mesin, maka makin kecil peluang melakukan hengki pengki," kata Luhut dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Rabu (5/6/2024).

Tri
Jd curiga, coba pak KPK cek tuh purna jendral... Mkn lama menjabat semakin kaya kan dia... Lihat aja skrg ini budaya KKN semkin subur... Free Korupsi /KKN cuma mimpi... ISO 37k cuma basa basi...
widodo
Investor diperas pejabat sama kpk disebut menyuap, dihukum berat..
Budi
Indonesia mau bersih? Gampang, ada contohnya kok : china. Lihat china, ekonominya maju gila²an stlh ancam hukum mati koruptor (jadi tlg tanyakan yg ngomong bikin rkonomi sêrêt). Ngutil duit negara gak berani. Juga beking²an, karna itu TINDAK KORUPSI KEWENANGAN dan/atau JABATAN.
17 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI