Suara.com - Meskipun sudah banyak korbannya, tetapi modus penipuan berkedok bagi-bagi uang tunai masih saja merajalela. Lagipula, siapa sih yang tidak suka tiba-tiba mendapatkan rezeki nomplok?
Oleh sebab itu, modus penipuan berkedok hadiah uang tunai jutaan rupiah takkan pernah hilang, karena banyak orang yang mudah percaya.
Contoh saja, modus penipuan berkedok giveaway dengan mengklaim nama artis Baim Wong.
Baim Wong kini dikenal sebagai selebritis yang sering bagi-bagi hadiah melalui akun media sosialnya. Akan tetapi kebaikan Baim Wong tersebut malah dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab untuk melancarkan aksinya.
Baca Juga: Hati-hati Hoaks atau Penipuan Iming-Iming Hadiah, Kenali Modus dan Cara Mencegahnya
Tak sedikit penipuan berkedok giveaway Baim Wong yang beredar di masyarakat.
Kenyataannya, sebagaimana antara lain dipublikasikan juga oleh Suara, dari hasil penelusuran Turnbackhoax.id, informasi itu tidak benar adanya alias palsu atau hoaks belaka. Klarifikasi antara lain telah disampaikan oleh pihak pengelola program TV dimaksud, yang memastikan tidak ada bagi-bagi hadiah sebagaimana info itu, apalagi dengan alamat link yang juga palsu dan sampai meminta syarat (setoran dana) dalam pengambilan hadiahnya.
Selain mencatut nama Baim Wong, tak sedikit pula penipuan menggunakan taktik klaim atau mencatut pihak tertentu yang dipercaya publik memang “wajar” bagi-bagi hadiah. Lembaga pemerintah seperti BUMN misalnya, atau perusahaan atau brand swasta ternama, juga platform populer seperti Shopee atau Tiktok. Ada juga yang mengklaim dari program TV yang sekaligus mencatut nama selebriti tertentu, serta banyak yang mencatut institusi yang identik dengan uang seperti bank.
Seperti contoh berikut misalnya, beberapa tahun lalu (dan sudah cukup kerap berulang), ada informasi bagi-bagi hadiah atau subsidi dari Pertamina. Tidak tanggung-tanggung, seperti contoh hoaks satu ini, iming-iming hadiah undiannya bahkan mencapai Rp 180-an juta.
Setelah melalui proses pengecekan, informasi yang diterima masyarakat itu palsu alias penipuan belaka.
Baca Juga: Awas! Ini 5 Penipuan di WhatsApp yang Harus Diwaspadai
Sebagaimana misalnya dipublikasi di sini, yang mengutip dari hasil cek fakta Turnbackhoax.id, terbukti link dari info hadiah itu bukannya mengarah ke situs resmi Pertamina, melainkan ke sebuah laman Blogspot.
Pihak Pertamina sendiri kemudian telah merilis klarifikasi sekaligus imbauan atas beredarnya info hoaks tersebut.
Di bagian lain, dua tahun lalu, ada pula contoh hoaks atau informasi palsu yang seolah menyebutkan Alfamart membagikan hadiah menggiurkan dalam rangka ulang tahunnya. Ini juga sebenarnya bukan cuma sekali terjadi. Masalahnya, publik yang kenal dengan jaringan toko retail ini dan tergiur, bisa saja akan segera tertipu, jika tidak mengecek infonya terlebih dulu.
Nyatanya, sebagaimana antara lain telah dimuat dalam publikasi cek fakta di laman Kominfo, info pada tahun 2022 itu adalah hoaks belaka. Disebutkan juga, dari pihak Alfamart melalui akun resminya, pun telah menyampaikan penjelasan sekaligus imbauan terkait informasi palsu tersebut.
Lainnya, seperti sempat disebutkan sebelumnya, pihak bank juga termasuk yang cukup banyak dicatut oleh oknum jahat penipu, sebagai yang seolah-olah tengah berbagi hadiah atau sedang ada program menggiurkan. Hampir semua bank rasanya pernah dicatut untuk penyebaran hoaks atau penipuan serupa, baik itu bank nasional pemerintah maupun swasta, atau juga bank daerah.
Seperti dirangkum dalam artikel Liputan6 ini misalnya, dalam beberapa bulan terakhir saja, setidaknya ada beberapa hoaks informasi hadiah dari Bank Mandiri, juga dari Bank Jatim. Sebelumnya, dari daerah misalnya juga sudah pernah ada dari Bank Papua dan lain-lain, sementara belum lama ini juga masih segar beredar hoaks hadiah dari Bank BNI.
Waspada, Penipuan Berkedok Bagi Hadiah Bertebaran
Sebenarnya, informasi hoaks atau penipuan dengan iming-iming hadiah itu bukan baru. Sudah sejak lama modus atau cara tersebut digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab demi memperdaya korbannya.
Upaya penipuan dengan menggunakan informasi palsu tersebut dikenal dengan istilah scam.
Berbeda halnya dengan istilah phising yang diartikan sebagai teknik pencurian data pribadi atau pengambilalihan akun seseorang dengan cara penipuan halus hingga kerap kali banyak korbannya tidak merasa tertipu, dilakukan misalnya melalui email, link di pesan singkat, situs palsu dan lain-lain.
Hoaks atau informasi palsu (menipu) tersebut selain banyak disebarkan lewat website, di platform medsos, juga memang kerap ditebarkan langsung ke jalur pribadi seseorang seperti email, pesan singkat WhatsApp atau SMS, dan sebagainya.
Bahkan, ada pula yang melakukan penipuan melalui sambungan telepon (voice call) terlebih dulu. Tujuannya apa? Yang paling sederhana sih, sekadar menipu atau prank saja. Cuma faktanya, lebih banyak yang memang punya tujuan kriminal seperti menyedot data pribadi, mengambil alih akun korbannya seperti media sosial hingga rekening, atau tujuan-tujuan lain yang lebih mengerikan.
Jangan Gampang Percaya dan Biasakan Selalu Crosscheck Dulu
Mungkin tidak ada pesan paling mendasar yang bisa disampaikan atau diingatkan kepada kita semua agar terhindar dari hoaks atau penipuan dengan iming-iming hadiah tersebut, selain: jangan mudah percaya begitu saja! Jangan langsung percaya jika membacanya di media sosial atau platform mana pun, dan terlebih lagi jangan gampang tergiur ketika dihubungi siapa pun yang (konon) katanya siap mencairkan hadiah jutaan untuk kita.
Laman seperti KSP (Kantor Sekretariat Presiden) misalnya, pernah memuat beberapa tips berikut:
- Apabila Anda belum atau tidak pernah mengikuti program undian resmi dari provider telekomunikasi atau merchant resmi lainnya, waspadai pesan-pesan yang berisi ucapan selamat atas undian yang didapatkan.
- Selalu periksa nomor pengirim pesan berisi pengumuman undian, promo, atau hadiah lainnya. Apabila nomor pengirim bukan nomor resmi dari pihak terkait, hiraukan pesan tersebut.
- Apabila dalam pesan tersebut berisi link/tautan, periksa apakah link tersebut sesuai dengan link/alamat website resmi dari pihak terkait.
- Apabila tidak sesuai, hiraukan! Umumnya link tersebut berisi alamat dengan menggunakan URL web blog yang umum digunakan, seperti *****.blogspot.com, *****.wordpress.com, atau beberapa menggunakan domain yang cukup asing (selain .com, .id, .co.id).
- Apabila Anda yakin pesan tersebut merupakan pesan penipuan, segera laporkan ke pihak terkait, seperti OJK melalui tautan ini, atau bisa melalui aplikasi Lapor!.
Pesan senada juga hampir selalu disampaikan oleh pihak-pihak terkait yang dicatut dalam info hoaks atau penipuan tersebut, mulai dari lembaga pemerintah, BUMN, swasta, platform internet, media, hingga berbagai komunitas dan tokoh. Itu semua demi mengingatkan publik atau warga, khususnya yang awam, supaya tidak gampang percaya dan menjadi korban penipuan. Maka jika berbagai tips dan imbauan itu masih kurang, waspadalah, waspadalah!