Suara.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra, Habiburokhman menjawab balik tantangan yang diberikan eks Menkopolhukam Mahfud MD. Ia lantas mengkritik Mahfud selama menjadi Menkopolhukam justru tak bisa mengungkap kasus Vina Cirebon.
Hal itu disampaikan Habibur menanggapi Mahfud MD yang siap memberikan uang Rp 100 juta kepada Habiburokhman asalkan ia bisa memberitahukan kapan dan di mana eks Menko Polhukam itu pernah bilang kasus Vina Cirebon akan selesai dalam 7 hari.
Habiburokhman pun mengaku tak pernah berbicara soal apa yang dimaksud Mahfud. Ia mengawali itu dengan ucapan salam damai untuk Mahfud.
"Pertama, Pak Mahfud peace (tunjukan gestur dua jari). Jadi kan kemarin ada yang ngomong, Pak Mahfud bilang kasus Vina selesai 7 hari. Bukan saya yang ngomong loh. Saya hanya menanggapi, tapi saya menanggapi bukan hanya pernyataan itu, tapi pernyataan secara garis besar bahwa kasus ini menunjuk carut marut hukum," kata Habibur di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Baca Juga: Panas! Kasus Vina Cirebon: Mahfud MD Tantang Habiburrokhman: Saya Bayar Rp100 Juta
"Ini dalam kesempatan ini saya katakan Pak Mahfud tolong tunjukan kapan dan di mana, Habiburokhman bilang, Pak Mahfud bilang, kasus Vina selesai 7 hari. Karena saya nggak pernah bilang begitu juga," sambungnya.
Ia lantas menyampaikan kritiknya terhadap Mahfud MD. Ia menilai jika tak masuk akal kalau kasus Vina Cirebon ini menunjukan carut marut hukum. Pasalnya selama Mahfud menjadi Menkopolhukam kasus tersebut tak pernah terungkap kebenarannya.
"Tapi intinya secara garis besar, saya mengkritik Pak Mahfud. Biasa kan kami sama-sama aktivis saling mengkritik nggak ada masalah. Mengkritik mengapa, kasus Vina, satu kasus, dikatakan adalah bukti karut marut hukum. Menurut saya itu nggak masuk akal. Apalagi kasus tersebut dalam perjalanannya Pak Mahfud lima tahun menjabat sebagai Menkopolhukam. Iya kan?," katanya.
Lantas Ia mempertanyakan, selama Mahfud menjabat sebagai Menkopolhukam mengapa tak bisa mengungkap kasus tersebut.
"Kalau dia bilang kenapa 8 tahun tidak terungkap. Nah 'ente lima tahun jadi menko polhukam nggak bisa juga kok ungkap kasus tersebut?'. Ya nggak? Jadi ya sudahlah," ujarnya.
Baca Juga: Mahfud MD Komentari Kasus Vina, Habiburokhman Gerindra: Omong Kosong, Dia Sudah Game Over!
Habibur mengatakan, jika persoalan hukum tak bisa dinilai hanya dari satu atau dua kasus saja. Menurutnya, kalau begitu justru kasihan penegak hukum di level bawah dalam mengusut kasus.
"Jangan hanya karena satu kasus kita generalisir. Apalagi pak mahfud orang yg pernah di pemerintahan. Tahu melihat persoalan secara global seperti apa. Jadi jangan hanya satu dua kasus, kita seolah latah, ambil kesempatan, ambil panggung, menunjukkan seolah-olah kerja sejumlah besar orang tidak benar. Menurut saya ini sangat tidak fair," tutur dia.
Lebih lanjut, dirinya terbuka untuk dikritik balik oleh Mahfud. Tapi persoalan kasus Vina tak pernah bisa diungkap saat Mahfud menjadi Menkopolhukam.
"Kami, saya Habiburokhman, terbuka untuk dikritik. Tapi izinkan juga saya mengkritik senior saya tersebut, yang pernah memegang kekuasaa tertinggi di bidang hukum lima tahun, nggak bisa juga bongkar kasus Vina selama beliau jadi menteri. Oke ya, tapi sekali lagi piss Pak Mahfud ya," pungkasnya.
Sebelumnya, Mantan cawapres nomor urut 03, Mahfud MD siap berikan uang Rp 100 juta kepada politisi Gerindra, Habiburrokhman.
Uang Rp 100 juta itu siap diberikan Mahfud, asalkan Habiburrokhman bisa memberitahukan kapan dan di mana eks Menko Polhukam itu pernah bilang kasus Vina Cirebon akan selesai dalam 7 hari.
Mahfud di akun X miliknya merespons pemberitaan terkait pernyataan Habiburrokhman. Dalam pemberitaan itu, Mahfud MD disebut bilang kasus Vina Cirebon bisa selesai dalam 7 hari.
Habiburrokhman di pemberitaan itu lantas mengatakan bahwa pernyataan dari Mahfud MD sebagai ucapan omong kosong.
"Mas Habiburrokhman. Tunjukkan kapan dan dimana saya bilang "Kasus Vina Bisa Selesai 7 Hari" tulis Mahfud di akun X miliknya, seperti dikutip, Kamis (13/6).
"Kalau ada saya bayar Rp100 juta. Serius ini," tambah Mahfud MD.
Mahfud memang sempat menyinggung soal kasus Vina Cirebon yang menyita atensi publik. Hal itu disampaikan Mahfud di kanal Youtube miliknya.
Dalam penjelasannya, Mahfud MD mengatakan kasus Vina Cirebon sebagai bukti carut marut hukum di Indonesia. Mahfud di podcast itu sempat singgung soal kondisi hukum ini harus bisa diselesaikan oleh Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.
“Saya kira kalau Pak Prabowo menyelesaikan masalah-masalah gini, nggak akan merugikan masalah politik dia. Posisi ekonomi pun tidak. Ini kriminal jahat, di pengadilan-pengadilan yang sekarang melibatkan pejabat-pejabat yang tidak tinggi-tinggi amat yang punya kepentingan politik, kepentingan bisnis. Ini tingkat polisinya yang ndak bener, kejahatan,” ujar Mahfud.
Mahfud kemudian mengurai banyak kejanggalan di kasus Vina Cirebon, termasuk soal penetapan Pegi Setiawan sebagai otak pembunuhan oleh Polda Jabar.
“Lalu yang ketiga ini dilupakan sampai 8 tahun muncul lagi dan muncul di film baru orang kaget lagi, lalu dibuka lagi. Konyolnya lagi padahal dulu resmi di dalam berita acara, resmi di dalam rilis yang diumumkan itu bahwa buron tiga orang, sekarang sudah mulai ketahuan ada dua masalah, satu Pegi ditangkap, sementara mulai muncul kesaksian bahwa orangnya bukan itu dan Peginya sendiri mengaku ndak tahu Pegi yang sekarang ditangkap, apakah Pegi ini namanya yang sekarang ada? Apakah ini namanya sekedar kambing hitam,” papar Mahfud.
“Lalu kedua, dua orang yang buron ini kok sekarang dibilang salah sebut. Mana ada orang udah menyelidiki lama kok salah sebut, salah sebut. Sehingga itu dianggap nggak ada, hanya Pegi, Pegi itu pun diragukan. Nah, ini carut marut hukum,” tambahnya.
Sementara itu, Habiburrokhman sempat merespon pernyataan Mahfud soal kasus Vina Cirebon.