Suara.com - Organisasi keagamaan Muhammadiyah baru-baru ini mencuri perhatian setelah memutuskan untuk tarik dana secara besar-besaran di BSI.
Aksi bedol dana secara besar-besaran yang dilakukan Muhammadiyah dari BSI bermula dari memo yang terbit pada 30 Mei 2024 lalu.
Surat itu merupakan tindaklanjut dari pertemuan PP Muhammadiyah dengan Amal Usaha Muhammadiyah atau AUM Muhammadiyah di Yogyakarta.
Pada pertemuan itu Muhammadiyah memutuskan untuk melakukan rasionalisasi dana yang disimpan di BSI dengan pengalihan ke sejumlah bank syariah lainnya.
Di surat itu disebutkan pengalihan dana dilakukan ke Bank Bukopin Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat serta Bank Daerah Syariah dan bank lainnya yang bekerja sama dengan Muhammadiyah.
![Ilustrasi BSI [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/10/42969-bank-bsi-bank-syariah-indonesia.jpg)
Ketika dikonfirmasi awak media Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyebut alasan melakukan rasionalisasi dana dari BSI.
Ia menyebut tujuan utama adalah untuk mendukung kompetisi bank syariah yang sehat.
"Dana BSI sudah besar sehingga tak memerlukan lagi dana Muhammadiyah," terangnya.
"Selain itu konsentrasi dana AUM hanya di satu bank dapat menimbulkan concentration risk atau risiko konsentrasi yang besar," lanjutnya.
Baca Juga: Usai Dana Muhammadiyah Ditarik, Gimana Nasib BSI? Ini Kata OJK
Akibat penarikan dana besar-besaran tersebut tak sedikit yang penasaran dengan aset yang dimiliki Muhammadiyah, mengingat beberapa ada yang menyebut bahwa meski memiliki anggota yang tak banyak tetapi Muhammadiyah mempunyai kekayaan yang dianggap paling besar di Indonesia.