"Bagaimana dengan Jokowi yang terus mendorong orang agar beli tanah dan tinggal di IKN? Ia minta jatah tanah 3.000 m2 dan rumah di Desa Gajahan, Kabupaten Karanganyar, Jawa," lanjut Dandhy Laksono.

Keputusan Presiden Jokowi memilih hadiah rumah pensiun di Jawa itu menuai pro kontra dari warganet. Ada warganet yang menyebut seharusnya Presiden Jokowi memberikan contoh pada rakyat dengan tinggal di IKN, tetapi ada juga yang membela keputusan orang nomor satu di Indonesia tersebut untuk pulang kampung.
"Bener kan, harusnya setelah jadi Presiden tinggal di IKN saja," celetuk warganet.
"Spesifik yang ini dan terlepas dari isu-isu lain, gue gak setuju sih ini sebagai sesuatu yang lebih rendah dari para pendahulunya. Sebagai pensiunan kelak, gak ada kewajiban buat dia (Jokowi) tinggal di pusat pemerintahan. Plus pulang kampung justru positif, rumah pesangonnya gak nambahin beban lahan Jakarta lagi," bela warganet.
"Itu menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah bisa berbeda dengan pilihan pribadi," komentar warganet.
"Hahahaha. (Jokowi) sendiri ogah pensiun di IKN yang katanya kota paling hijau dan udaranya bersih," sentil warganet.
"Kenapa Jokowi gak minta rumah di IKN? Kan itu candi peninggalan dia," tanya warganet.
Alasan Jokowi Pilih Hadiah Rumah di Karanganyar

Presiden Jokowi ternyata memiliki alasan tersendiri mengapa memilih hadiah rumah di Karanganyar, bukan di IKN, atau di Solo yang merupakan kampung halamannya. Alasan ini sempat diutarakan oleh Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Menurutnya, Jokowi memutuskan untuk membangun rumah hadiah negara di Colomadu karena daerah tersebut sangat representatif. Pasalnya, akses menuju jalan tol hingga bandara dari Colomadu sangat dekat.