Suara.com - Meskipun Ramadhan telah berselang beberapa bulan hingga tiba Dzulhijjah, tapi mungkin masih banyak yang belum membayar hutan puasanya. Lantas apakah boleh niat puasa Dzulhijjah dan Qadha Ramadhan itu digabung?
Bagaimana hukum membaca niat puasa Dzulhijjah dan Qadha Ramadhan jika digabung? Seperti inilah penjelasan selengkapnya.
Hukumnya
Sebenarnya terdapat dua pendapat yang berbeda soal hukum menggabungkan niat puasa Dzulhijjah dan puasa Qadha Ramadhan. Namun sejatinya, ini juga telah menjadi perdebatan di kalangan sahabat Nabi sejak dulu.
Diceritakan Ibnu Rajab al Hanbali dalam Lathaif al Ma'arih, dua sahabat Nabi yang memiliki pendapat yang berlawanan mengenai hal ini adalah Umar bin Khattab dan Ali bin Abu Thalib.
"Qadha Ramadhan di bulan Dzulhijjah itu meninggalkan fadhilah puasa sunnahnya," bunyi pendapat dari Ali bin Abi Thalib yang diterjemahkan Hanif Luthfi dalam Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah.
Di samping itu, Profesor Doktor Wahbah az-Zuhaili menjelaskan di dalam bukunya, pembentuk niat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah keikhlasan yang membuat niat tidak dapat diwakilkan kecuali di dalam amalan yang boleh diganti atau diwakilkan.
Tidak hanya itu, niat tidak boleh digabungkan dengan amalan yang lainnya dalam satu niat. Kecuali beberapa ibadah yang dikecualikan.
Sehingga untuk niat puasa Dzulhijjah dan qadha Ramadhan, Profesor Doktor Wahbah az-Zuhaili berpendapat, ketika puasa sunnah tersebut diniatkan dengan puasa ganti maka niatnya tetap dianggap sah dan kedua amalannya dapat diterima.
Namun pendapat umum menyebut sebaiknya kewajiban qadha puasa Ramadan didahulukan. Sebab puasa Ramadhan hukumnya wajib, sehingga jika ada hutang adalah hukumnya wajib untuk membayarnya.
Baca Juga: Jadwal Puasa Dzulhijjah 2024, Lengkap Bacaan Niat
Maka dari itu sebaiknya meng-qadha atau membayar terlebih dahulu sebelum melakukan puasa sunnah seperti puasa Dzulhijjah. Seperti disebutkan oleh Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri.