Suara.com - Baru saja muncul kasus pembunuhan pemilik rental mobil, kini aksi berdarah kembali muncul di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.
Adalah kasus perkelahian dua kelompok pemuda di Jalan Sukolilo-Prawoto, Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, yang mengakibatkan seorang korban tewas.
Polresta Pati pun sudah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus perkelahian dua kelompok pemuda tersebut.
"Dari ketujuh tersangka tersebut, tiga orang di antaranya dari kelompok ABCD dan empat orang dari Kampung Hening," kata Kasatreskrim Polresta Pati Kompol M Alfan Armin dilansir dari ANTARA, Senin (10/6/2024).
Baca Juga: Psywar Jelang Laga Timnas Indonesia vs Filipina, Tom Saintfiet Dapat Ancaman Pembunuhan
Alfan memaparkan, korban meninggal dunia berasal dari kelompok ABCD berinisial WG (21). Ada dugaan yang melukai korban adalah RS (15) dari Kampung Hening yang merupakan warga Desa Undaan, Kabupaten Kudus.
Penyebab korban WG (21) meninggal, imbuh dia, karena tertancap celurit yang menembus paru-paru dan jantung sehingga terjadi pendarahan.
Mengetahui adanya salah seorang korban meninggal, kedua kelompok lari meninggalkan lokasi duel.
Selain mengamankan tujuh orang, polisi juga mengamankan tujuh unit sepeda motor, 10 buah senjata tajam, pakaian korban, dan 11 buah telepon genggam.
Ia mengungkapkan perkelahian tersebut berawal ketika kedua kelompok saling menantang duel lewat media sosial instagram.
Baca Juga: Tiga Tersangka Kasus Pengeroyokan Bos Mobil Rental Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
Pada hari Jumat (7/6/2024) sekitar pukul 17.00 WIB kelompok Kampung Hening menantang Kelompok ABCD dan disepakati perkelahian di lokasi perbatasan antara di Jalan Sukolilo-Prawoto di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo.
Dari Kelompok Kampung Hening membawa rombongan lebih dari 10 orang mengendarai sepeda motor dan membawa senjata tajam, sementara dari Kelompok ABCD di lokasi kejadian pukul 00.15 WIB. Kedua kelompok tersebut terjadi duel.
Atas perbuatannya itu, satu pelaku melanggar Pasal 340 KUHP dan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 20 tahun, sedangkan enam tersangka lainnya dikenai UU Darurat Nomor 12/1951 karena membawa senjata tajam tanpa hak.