Suara.com - Tindakan penyidik KPK yang menyita ponsel milik Sekjen PDIP Hasto Kristiyianto berbuntut panjang. Hasto Kristiyanto pun mengancam akan melaporkan penyidik KPK ke Dewan Pengawas KPK, malam ini.
Ancaman pelaporan itu disampaikan oleh tim pengacara Hasto PDIP. Tak cuma melapor ke Dewas KPK, kubu Hasto Kristiyanto siap mengajukan gugatan praperadilan atas tindakan penyitaan ponsel oleh penyidik lembaga antirasuah itu.
Salah satu pengacara Hasto, Ronny Talapessy, awalnya mengungkapkan, pihaknya merasa keberatan dengan ulah seorang penyidik KPK bernama Kompol Rosa Purbo Bekti yang melakukan penggeledahan hingga menyita ponsel milik Hasto lewat stafnya, Kusnaidi.
Diketahui, penyitaan ponsel itu terjadi di sela-sela Hasto menjalani pemeriksaan kasus Harun Masiku di KPK, pagi tadi. Tindakan penyidik KPK tersebut dianggap sebagai pelangaran hukum lantaran tak sesuai prosedur hukum acara pidana.
Baca Juga: Usai Diperiksa 4 Jam, Hasto PDIP Geram Penyidik KPK Geledah Stafnya dan Sita HP-nya
"Terhadap penyitaan Saudara Kusnadi ini sudah melanggar KUHP pasal 33 Karena tidak ada penetapan dari pengadilan negeri setempat. Kemudian pengeledahannya Ini pengeledahan badan. Kemudian penyitaan menurut kami juga pun melanggar KUHP pasal 39 Terkait dengan penyitaan," kata Ronny dalam konferensi persnya di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2024).
"Maka perlu kita sampaikan kepada publik Kami menghormati penegakan hukum yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Tetapi kami keberatan terhadap cara-cara yang melanggar hukum," sambungnya.
Menurutnya, barang-barang yang disita dari staf Hasto merupakan barang milik pribadi yang tak ada kaitannya dengan kasus Harun Masiku. Barang tersebut yakni 2 buah ponsel milik Hasto, satu buah ponsel milik Kusnadi dan Buku Tabungan dengan rekening senilai Rp700 ribu.
"Tidak ada kaitannya dengan panggilan atau perkara yang sedang disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi," ujarnya.
Atas dasar itu, Ronny menyampaikan, jika pihaknya akan mengambil tindakan hukum dengan melaporkan penyidik yang bersangkutan ke Dewas KPK. Selain itu, proses pelanggaran hukum tersebut juga akan diajukan praperadilannya.
"Oleh karena itu langkah yang kami lakukan adalah Sebentar lagi, kita akan melaporkan kepada Dewas, Dewan Pengawas KPK Dewan pertama. Yang kedua, kita akan mengajukan pra-pradilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," katanya.
Terakhir, Ronny membeberkan hal yang menjadi dasar pihaknya akan melayangkan gugatan ke Praperadilan ke PN Jakarta Selatan. Menurutnya, tindakan penyidik terhadap staf Hasto dinilai sebagai kesalahan yang fatal.
"Di sini terdapat kesalahan yang menurut kami fatal. Karena apa, Berita acara penerimaan barang bukti Tertera tanggal 23 April 2024. Artinya apa, Terjadi kelalaian di penyidik KPK dalam hal melakukan penyitaan dan juga surat tanda penerimaan barang bukti," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kuasa Hukum Hasto lainnya, Joy Tobing mengungkapkan, jika staf Hasto Kusnadi mendapatkan perlakukan intimidasi ketika digeledah sampai akhirnya sejumlah ponsel disita.
"Nah ini kan kasusnya (Hasto) dipanggil sebagai saksi, tapi hari ini penyidik yang bernama Rosa, sudah secara dengan ugal-ugalan melakukan penyitaan terhadap barang-barang milik stafnya pak Hasto yang bernama Kusnadi, itu dengan semena mena, dibentak-bentak dan terus diintimidasi, diancam, dipaksa. Ini kan gak ada urusannya sama perkara," pungkasnya.