Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang gencar merawat dan membangun berbagai sarana pengendalian banjir, untuk menjadikan kota Jakarta lebih aman dan nyaman dihuni warganya. Berbagai proyek seperti waduk, situ, embung, kolam retensi, serta pompa/polder sedang dibangun di berbagai lokasi strategis di Jakarta.
Pj Gubernur Heru menyatakan, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk mengendalikan banjir. Salah satu yang dilakukan melalui Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakarta adalah membangun atau memelihara waduk, situ, embung, serta pompa/polder di berbagai wilayah di Jakarta.
“Pompa yang dibangun di Kemang Raya ini siap beroperasional. Selain itu, terkait pengurasan kali di sekitar (Kali Krukut) juga rutin dilakukan oleh Dinas SDA dalam rangka pengendalian banjir," jelas Heru saat meninjau pembangunan Rumah Pompa Kemang beberapa waktu lalu.
Selain itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas DSDA Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menambahkan, pemeliharaan fasilitas-fasilitas pengendali banjir yang sudah ada dilakukan dengan mengeru sedimen sesuai kondisi di lapangan.
Baca Juga: Jokowi dan Iriana Bertolak ke Sumbar, Tinjau Wilayah Terdampak Banjir Bandang
“Apabila terjadi pendangkalan, akan segera dilakukan pengerukan sedimentasi yang terjadi, agar kapasitas tampungnya tetap optimal saat musim hujan terjadi di wilayah tersebut,” ujarnya.
Ika memaparkan, Dinas SDA DKI Jakarta juga melakukan pembangunan baru dan revitalisasi. Ada lima polder/pompa yang sedang dibangun tahun ini, yaitu Polder/Pompa Sunter C (Jakarta Pusat), Polder/Pompa Gaya Motor (Jakarta Utara), Polder/Pompa Kali Sepatan (Kawasan Berikat Nusantara, Jakarta Timur), Polder/Pompa Ikatan Koperasi Pegawai Negeri/IKPN (Bintaro, Jakarta Selatan), serta Polder/Pompa RW 13 (Greenville, Jakarta Barat). Sementara, revitalisasi dilakukan di dua lokasi pompa, yaitu Pompa Stasioner Jl. Tanjung Duren Raya-Jl. Letjen S. Parman di Jakarta Barat dan Pompa Stasioner Taman BMW di Jakarta Utara.
Adapun waduk/embung/kolam retensi yang masih dalam proses pembangunan pada 2024 di berbagai wilayah DKI Jakarta, di antaranya:
Jakarta Utara:
- Waduk Rawa Malang di Rawa Malang, Kecamatan Cilincing.
- Waduk Marunda di Marunda, Kecamatan Cilincing.
Jakarta Selatan:
Baca Juga: Pencarian Korban Banjir Lahar Padang Diperluas hingga Perbatasan Riau
- Kolam Retensi Tanjung Barat di Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa.
- Kolam Retensi Gandaria di Gandaria, Kecamatan Kebayoran Lama.
- Embung SDN 01 Petukangan Selatan di Kelurahan Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan.
- Embung Jalan Pemuda di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa.
Jakarta Timur:
- Waduk Dukuh 2 di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati.
- Waduk Munjul di Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung.
- Waduk Cilangkap di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung.
- Embung Pekayon di Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo.
- Embung Kaja di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas.
Selesai Akhir Tahun
“Diharapkan pembangunan ini semua dapat selesai pada akhir tahun ini. Karena pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penampungan air dan mengurangi risiko banjir,” tutur Ika.
Sementara itu, progres pembangunan Waduk Rawa Malang di Jakarta Utara sudah mencapai lebih dari 77 persen. Sedangkan, Polder/Kolam Retensi di Tanjung Barat dan Long Storage Gandaria telah rampung pada awal Mei 2024. Dengan selesainya pembangunan fasilitas pengendalian banjir tersebut, diharapkan dapat mempercepat surutnya genangan air di area-area rawan banjir, seperti Rawa Malang di Jakarta Utara serta Jalan Raya Lenteng Agung, Jalan Raya Nangka, Jalan Tanjung Barat, dan Jalan Arteri Pondok Indah di Jakarta Selatan.
“Tak hanya berfungsi untuk pengendalian banjir, waduk dan embung ini juga dirancang sebagai ruang publik yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan social serta olahraga. Kami pun akan melakukan pemeliharaan rutin, seperti pengerukan sedimen, agar kapasitas tampungnya tetap optimal,” urai Ika.
Sementara itu, seorang warga Tanjung Barat, Mufid (30), menyambut baik pembangunan fasilitas pengendalian banjir ini.
“Kalau bisa mengurangi banjir, tentunya kita harus menyambut baik. Walaupun wilayah rumah saya di Jalan Poltangan tak terlalu terdampak, saat hujan deras memang air kali suka meluap sampai ke jalan dan itu mengganggu warga serta pengguna jalan,” katanya.
Dia berharap, setelah pembangunan kolam retensi di Tanjung Barat selesai, air kali tidak lagi meluap sampai ke jalan. Jika masih meluap pun, diharapkan cepat surutn. Dengan begitu, warga dan pengguna jalan dapat dengan nyaman serta aman melintasinya.