Suara.com - Sempat direncanakan bakal hadiri upacara bendera dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur, presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dikabarkan absen.
Kabar tersebut diinformasikan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Di hadapan para peserta upacara bendera Hari Lahir Pancasila, Hasto meminta maaf karena Megawati Soekarnoputri urung bisa hadir dalam kegiatan tersebut.
"Kami sampaikan permohonan maaf ibu Megawati belum bisa hadir karena beliau kurang sehat, mohon doanya," terangnya seperti dikutip dari channel YouTube PDI Perjuangan, Sabtu (1/6/2024).
Baca Juga: Jokowi Cawe-cawe Pansel KPK, Upaya Berulang Melemahkan Lembaga Antikorupsi
Walau tak bisa hadir, lanjut Hasto, Megawati menitipkan salam untuk warga Ende.
"Percayalah bumi Ende ini memberikan semangat bagi kita karena di sinilah Pancasila dikontemplasikan salam dari ibu Megawati yang senantiasa mendoakan Ende terkhusus demi anak-anak bangsa," lanjutnya.
Absennya Megawati dalam momen upacara peringatan Hari Pancasila di Ende tersebut ternyata merupakan kali kedua.
Momen pertama terjadi pada 2022 silam, dimana saat itu gelaran upacara turut dihadiri Presiden Jokowi.
Di momen itu, Megawati Soekarnoputri juga absen dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila karena ada kegiatan lain yang tak kalah penting.
Baca Juga: Jelang Harlah Pancasila, Megawati Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno Ditemani Ganjar-Mahfud
Kala itu sempat beredar rumor adanya ketidakharmonisan antara putri Bung Karno tersebut dengan presiden Jokowi.
Tapi belakangan, Megawati cepat-cepat memberikan klarifikasi sebelum rumor makin liar.
Saat itu, Megawati yang merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengaku tak bisa hadir dalam kegiatan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende lantaran menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa yang dihelat secara virtual.
"Saya pamit karena ini saya anggap penting. Saya ditanya kenapa Bu Mega tidak muncul sebagai Dewan Pengarah BPIP, saya bilang karena bagi tugas di sana ada pengurus BPIP," jelasnya.
"Cara Forum Rektor tak kalah penting terutama untuk membumikan ideologi Pancasila. Saya merasa saya ketemu para rektor yang akan mengintroduksi karena rektor yang memutuskan kurikulum," terangnya.