Usai Buat Laporan, Korban Pencabulan Siswi SLB Kalideres Langsung Lakukan Visum dan Bakal Tes DNA Janin

Kamis, 30 Mei 2024 | 09:10 WIB
Usai Buat Laporan, Korban Pencabulan Siswi SLB Kalideres Langsung Lakukan Visum dan Bakal Tes DNA Janin
Ilustrasi pencabulan. (Foto: via Batamnews.co.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kalideres, Jakarta Barat yang menjadi korban pencabulan melakukan visum di Rumah Sakit Tarakan.

Visum dilakukan usai pihak keluarga membuat laporan terkait pelecehan ini ke Polres Metro Jakarta Barat.

Paman korban, Suwondo mengatakan pihaknya bakal melakukan visum di bagian kemaluan korban.

"Visum luka pada kemaluan," kata Suwondo, kepada awak media, Rabu (29/5/2024).

Baca Juga: Siswi SLB Di Kalideres Jadi Korban Pencabulan Hingga Hamil 5 Bulan, Keluarga Menduga Teman Sekelas Pelakunya

Suwondo mengatakan penanganan perkara pencabulan ini bakal dilanjutkan usia hasil visum dari rumah sakit keluar.

Setelahnya, untuk mengetahui pelaku sesungguhnya dalam perkara ini, kemungkinan besar keluarga juga akan melakukan tes Deuxyribo Nucleic Acid (DNA) pada janin korban.

"Kemungkinan besar dilakukan tes DNA janin korban juga," jelasnya.

Lapor Polisi

Suwondo mengatakan saat membuat laporan di Polres Metro Jakarta Barat, pihak keluarga juga menyertakan hasil USG yang menunjukan janin dalam perut korban yang sudah berusia 7 bulan.

Baca Juga: Tuduh Eks Rektor UP Intimidasi Dokter RS Polri buat Hambat Kasus, Pengacara juga Sebut Korban Pelecehan Kena Demosi

“Hasil USG, (usia kandungan) tujuh bulan,” kata Suwondo

Sementara itu, Plt. Asisten Deputi Pelayanan Anak Kemen PPPA, Atwirlany Ritonga, menjamin dalam pendampingan korban. Baik dalam pendampingan psikologis hingga pendamping hukum.

"Tentu pendampingan ini berupa pendampingan hukum dan pendampingan psikologis termasuk menyediakan juru bahasa isyarat,” kata Atwirlany.

Seorang siswi disabilitas sebelumya menjadi korban pencabulan. Pihak keluarga menduga jika pelaku pencabulan merupakan teman kelasnya sendiri.

Ibu korban, Rusyani mengaku baru mengetahui peristiwa ini pada 6 Mei lalu. AS sendiri diketahui memiliki keterbelakangan dalam pendengaran, bicara, dan intelektualnya.

Saat itu, lanjut Rusyani, anaknya yang masih duduk di bangku kelas 7 SLB ini, mengalami perubahan fisik yang cukup signifikan, di bagian perut yang makin membesar.

Rusyani awalnya tidak menduga jika putrinya tersebut hamil lantaran masih dibawah umur. Terlebih dari pihak sekolah ia mendapatkan perhatian ekstra.

Awal Rusyani mengetahui anaknya tersebut hamil usai sang anak mengalami sakit saat bulan Maret silam, anaknya sempat muntah-muntah.

"Awalnya engak ada kecurigaan, karena anak saya datang menstruasi itu enggak setiap bulan. Pernah 4 bulan enggak datang menstruasi itu enggak ada apa-apa," kata Rusyani di Kalideres, Jakarta Barat, Senin (20/5/2024).

Rusyani kemudian sempat meminta rujukan agar anaknya diperiksa di bagian poli kandungan rumah sakit. Setelahnya dilakukan USG oleh pihak dokter, Rusyani seakan tidak percaya dengan hasil tersebut yang menyatakan jika anak kandungnya hamil di usia dini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI