Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI fraksi Demokrat, Benny K Harman, menilai jika Kejaksaan Agung (Kejagung) tak perlu meminta adanya penambahan bantuan pengaman dari Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI. Atas dasar itu ia berharap Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menarik para pasukannya.
"Enggak perlu, enggak perlu begitu. Menurut saya Panglima TNI perlu tarik pasukan itu," kata Benny di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Ia juga meminta mitranya di Komisi III yakni Jaksa Agung ST Burhanuddin memberikan penjelasan kepada publik soal permintaan pengamanan dari TNI.
Terlebih juga Benny berharap kepada Presiden RI Joko Widodo untuk memanggil Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
"Kasus konflik antara kejaksaan agung sama kepolisian ini hendaknya tidak mengganggu agenda pemberantasan korupsi, terutama pengungkapan kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pengusaha besar," tuturnya.
Kejagung sebelumnya memperketat keamanan usai kantornya dikelilingi Brimob Polri dengan cara konvoi menggunakan dua mobil rantis dan sekitar lebih dari 20 motor trail pada Senin (20/5/2024) malam.
Iring-iringan tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian tersebar di media sosial. Oleh karena itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana mengatakan pihaknya memperketat pengamanan dari TNI.
Terlebih, Ketut mengakui penebalan Kejagung saat ini sedang menangani perkara-perkara besar sehingga merasa perlu mempertebal pengamanan.
"Peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kami lagi menangani perkara gede, eskalasi pengamanan harus kami tingkatkan," kata Ketut kepada wartawan, Sabtu (25/5/2024).
Selain itu, Anggota Polisi Militer (PM) maupun Angkatan Darat pun juga bersiaga di sekitar Gedung Kartika, tempat Jampidsus Febrie Ardiansyah yang diduga sempat dikuntit anggota Densus 88 berkantor.
Lebih dari tiga mobil dinas PM Angkatan Laut berjaga-jaga di gerbang sebelah barat kompleks Kejagung yang berada di Jalan Bulungan.
Belakangan, Kejagung pun menyebut jika aksi konvoi Brimob itu masih berkaitan dengan peristiwa Jampidsus Febrie Ardiansyah yang dikuntit oleh anggota Densus saat makan malam di sebuah restoran Prancis di Cipete, Jakarta Selatan pada pekan lalu. Terungkap juga jika pelaku penguntitan terhadap Jampidsus adalah anggota Densus berinisial Bripka IM.
Setelah tertangkap dan dilakukan pemeriksaan, anggota Polri itu ternyata menyimpan data profiling Febrie di ponselnya. Kekinian, Bripka IM telah diserahkan ke pihak Propam Polri untuk diproses lebih lanjut.