Kolaborasi dan Komitmen Handal Pemimpin Dunia untuk Menjawab Tantangan Air dan Sanitasi Global

Jum'at, 24 Mei 2024 | 20:00 WIB
Kolaborasi dan Komitmen Handal Pemimpin Dunia untuk Menjawab Tantangan Air dan Sanitasi Global
Pemerintah Indonesia menyerahkan tongkat estafet kepada Kerajaan Arab Saudi, selaku tuan rumah World Water Forum ke-11 tahun 2027 mendatang. (Dok: Kementerian PUPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia sukses menjadubtuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 menyerahkan tongkat estafet kepada Kerajaan Arab Saudi, selaku tuan rumah World Water Forum ke-11 tahun 2027 mendatang.

Serah terima tongkat estafet secara simbolis diberikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono kepada Wakil Menteri Perairan, Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian Kerajaan Arab Saudi Abdulaziz M Alshaibani dan disaksikan oleh Presiden Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon pada acara closing ceremony World Water Forum Ke-10 di Mangupura Hall, Bali International Convention Center (BICC), Jumat (24/5/2024).

Basuki menilai kesuksesan Indonesia pada WWF ke-10 tersebut karena adanya kolaborasi yang baik dari berbagai pihak.

Pada perhelatan kesepuluhnya, World Water Forum (WWF) memperkuat pesannya tentang perlunya kolaborasi global dalam menangani tantangan pengelolaan air dan sanitasi yang terus mengintai.

Baca Juga: Promosikan Capaian Air Minum dan Sanitasi dengan Hadirnya Stan Ditjen Cipta Karya pada Pameran dan Expo WWF ke-10

(Dok: Kementerian PUPR)
(Dok: Kementerian PUPR)

Dalam era di mana masyarakat global semakin terkoneksi, pemecahan masalah air dan sanitasi tidak lagi dapat dianggap sebagai tanggung jawab tunggal satu negara atau entitas saja. Kolaborasi lintas batas menjadi kunci utama dalam upaya memastikan air bersih dan sanitasi yang layak tersedia bagi semua orang.

Sanitasi yang buruk tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi juga mempengaruhi kehidupan manusia dan ekosistem di seluruh dunia. Lebih dari dua miliar orang masih tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang aman, meninggalkan mereka rentan terhadap penyakit, polusi, dan kemiskinan. Di banyak negara, sanitasi yang buruk juga berkontribusi pada degradasi lingkungan, termasuk pencemaran air dan kerusakan ekosistem air tawar.

Dalam menghadapi tantangan sanitasi yang kompleks ini, WWF menegaskan bahwa solusi yang efektif memerlukan kolaborasi global yang kuat. Ini bukan hanya tentang bantuan finansial, tetapi juga pertukaran pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik. Kolaborasi seperti ini dapat membantu mempercepat inovasi dalam bidang pengelolaan air dan sanitasi, memperluas akses ke layanan sanitasi yang aman, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi yang baik bagi kesehatan dan lingkungan.

Tujuan utama dari WWF adalah untuk memperkuat kolaborasi dan kemitraan global dalam mencari solusi untuk tantangan air dan sanitasi. Forum ini juga memiliki beberapa tujuan turunan, antara lain meningkatkan nilai strategis air dengan membangun komitmen politik dalam pemajuan manajemen air dan sanitasi (SDGs 6), meningkatkan kesadaran tentang air sebagai isu global, dan menjadi acara multi-stakeholder untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam tata kelola air dan sanitasi.

Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak diakui sebagai hak asasi manusia yang mendasar, dan menjadi parameter penting untuk memastikan kehidupan yang layak bagi setiap individu. Parlemen sebagai motor penggerak perubahan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kesadaran global bahwa setiap manusia berhak mendapatkan hak tersebut.

Baca Juga: 1.500 Pengunjung Padati DTW Jatiluwih, Cuan Datang Saat World Water Forum 2024

(Dok: Kementerian PUPR)
(Dok: Kementerian PUPR)

Basuki juga mengatakan keberhasilan ini mengindikasikan secara jelas bahwa Indonesia memiliki visi dan komitmen untuk memecahkan sejumlah permasalahan khususnya dalam pengelolaan air secara global. “Forum ini mampu menyatukan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, NGO (Non Government Organisation), akademisi dan lain sebagainya termasuk pemuda untuk berpartisipasi bersama membahas isu air dunia,” ujar Basuki.

Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti memngungkapkan, sejalan dengan tema WWF ke-10 yakni "Air Bagi Kemakmuran Bersama" bisa dimaknai menjadi tiga prinsip dasar, yaitu menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan dan kerja sama inklusif serta menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama.

"Ketiga prinsip ini dapat diwujudkan dengan satu kata kuncinya adalah “kolaborasi”,” tutur Diana.

Selain itu, Presiden World Water Council, Loic Fauchon menyampaikan pelaksanaan WWF ke-10 di Bali membawa dampak positif yang sangat besar bagi tata kelola air dunia.

“Kita semua akan kembali ke rumah dengan membawa sesuatu yang sangat positif, mulai dari ekonomi, lingkungan, kesehatan, pangan, politik dan juga diplomasi serta komitmen dan solusi,” kata Loic.

Tak lupa Loic juga mengucapkan terima kasih kepada Indonesia atas pelaksanaan WWF ke-10 di Bali berjalan dengan aman dan sukses.

Zulhasril
Apa yg disampaikan sbg tujuan WWF di atas sebenarnya adalah tameng/topengnya.. Tujuan sesungguhnya adalah menguasai sumber alam dunia yg berpotensi mendapatkan keuntungan besar. SetelH oil, logM dan kekayaN alM dikurangi oleh kapitalisme dunia. Dgn menguasai SDA Air bersih maka akan mendapat keuntungan ganda eko omk dan suatu ketika menim ulang ketergantungan dunia pad pengusaha air. Air dpt dijadikan senjata politik dan ekonomi.
1 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI