Head to Head Garuda vs Saudia Airlines, Siapa Maskapai Paling Ngaret di Penerbangan Haji?

Galih Prasetyo Suara.Com
Selasa, 28 Mei 2024 | 15:38 WIB
Head to Head Garuda vs Saudia Airlines, Siapa Maskapai Paling Ngaret di Penerbangan Haji?
Sejumlah jamaah calon haji Kloter 18 Embarkasi Solo, di Solo, Jawa Tengah, Kamis (16/5/2024), mengantre memasuki pesawat Garuda Indonesia di Bandara Adi Soemarmo Solo menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah. (ANTARA/Harianto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak Kementerian Agama (Kemenag) memberikan catatan minor pada maskapai penerbangan Garuda Indonesia di layanan penerbangan haji 2024. Menurut Kemenag, Garuda Indonesia memiliki presentase keterlambangan paling banyak.

Dari 12 hingga 26 Mei 2024 tercatat telah ada 287 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan ke tanah suci, dengan rincian Garuda Indonesia memberangkatkan 152 kloter, sementara Saudia Airlines sebanyak 132 kloter.

Dua maskapai penerbangan ini ternyata memiliki presentase keterlambatan berbeda cukup jauh menurut hasil evaluasi Kemenag.

Menurut Juru Bicara Kemenag, Anna Hasbie dalam keterangan di Jakarta, Garuda Indonesia memiliki keterlambatan paling banyak. Presentasenya bisa mencapai 39,47 persen.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini Kekurangan Haji Furoda seperti yang Dipilih Raffi Ahmad dan Rombongan

"Sampai 26 Mei, kami melihat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Dari 152 kloter, ada 60 kloter yang terlambat atau sekitar 39,47 persen," ucap Anne.

Keterlambatan paling parah dialami jemaah haji kloter 42 embarkasi Solo (SOC-42) akibat adanya kerusakan mesin pesawat yang memberangkatkan jamaah SOC-41.

Anne mengatakan kelompok itu merupakan kloter terakhir dari embarkasi Solo yang berangkat pada gelombang pertama, untuk mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Keterlambatan SOC-42, sambungnya, juga berdampak pada perubahan jadwal SOC-43, yang bergeser hingga 17 jam dari rencana semula.

"Akibat mesin rusak Garuda Indonesia, SOC-42 terlambat hingga 7 jam 10 menit. Ini jelas sangat lama dan menjadikan jamaah makin kelelahan," tegasnya.

Selain itu, ungkap Anna, terdapat 13 kloter yang diterbangkan dengan Garuda Indonesia memiliki keterlambatan pada kisaran satu sampai dua jam, serta tujuh kloter dengan keterlambatan di atas dua jam.

Kondisi berbeda justru dengan maspakai Saudia Airlines. Memberangkatkan 132 kloter, Saudi Airlines hanya tercatat terlambat di 16 kloter atau 11,85 persen.

Baca Juga: Bandara Hang Nadim Sediakan Layanan Ramah Lansia untuk Jamaah Haji

"Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama dialami kloter pertama embarkasi Jakarta-Bekasi atau JKS-01, sekitar 47 menit," ujarnya.

Anna menekankan proses evaluasi atas on-time performance Garuda Indonesia dan Saudia Airlines akan terus dilakukan setiap pekan. Saat ini, tahap pemberangkatan jamaah memasuki musim puncak atau peak season.

Ana pun berharap pihak Garuda bisa memiliki mitigasi yang tepat jika kembali terjadi keterlambatan pemberangkatan haji 2024.

"Ini tentu menjadi tantangan bagi maskapai penerbangan. Kami minta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh agar problem keterlambatan penerbangan yang masih cukup besar bisa segera diselesaikan dan tidak berkelanjutan," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI