Suara.com - Serangan udara terbaru Israel terhadap zona kemanusiaan di Kota Rafah, Jalur Gaza, telah menewaskan sedikitnya 35 orang dan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.
“Mengingat pembantaian keji yang dilakukan oleh pasukan agresi Israel di Rafah pada Minggu malam ini, yang sejauh ini telah merenggut nyawa 35 orang syahid dan puluhan orang luka-luka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan” kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan di Telegram, Senin (27/5/2024).
Kementerian Kesehatan menegaskan hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Kementerian tersebut bahkan menyebut bahwa sejumlah besar alat pembunuh massal dikumpulkan dan digunakan bersama-sama di depan dunia yang dulu ada dalam sejarah, kini terjadi di Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi melalui Telegram bahwa serangan itu dilakukan pada hari Minggu di daerah Tal as Sultan, di Rafah barat laut, "berdasarkan intelijen yang tepat" dan melenyapkan salah satu pemimpin Hamas.
Baca Juga: 5 Fakta Serangan Israel ke Rafah, Bayi dan Anak-anak Paling Banyak Jadi Korban
“Sebuah pesawat IAF (Angkatan Udara Israel) dalam serangan berbasis intelijen IDF dan ISA (Badan Keamanan Israel), melenyapkan teroris Yassin Rabia, Komandan kepemimpinan Hamas di Yudea dan Samaria, serta Khaled Nagar, seorang senior resmi di sayap Hamas di Yudea dan Samaria,” ucap IDF.
Sebelumnya pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan serta menyerang kawasan sipil dan pangkalan militer. Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan tersebut.
Israel pun melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Hingga kini, sudah lebih dari 35.900 orang telah terbunuh sejauh ini akibat serangan Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas setempat. Tak hanya itu, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza. (Sumber: Antara/Sputnik)
Baca Juga: Irlandia Dan Norwegia Akui Palestina Sebagai Negara, Dubes Isreal Langsung Ditarik Pulang