Senin Pagi, Kualitas Udara DKI Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia

Hairul Alwan Suara.Com
Senin, 27 Mei 2024 | 09:25 WIB
Senin Pagi, Kualitas Udara DKI Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia
Polusi udara Jakarta- Kualitas udara DKI Jakarta masuk ketiga terburuk di dunia. (instagram/@hebohdotcom)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kualitas udara DKI Jakarta pada pagi ini, Senin (27/5/2024) masuk dalam kategori tidak sehat. Kualitas udara DKI Jakarta juga masuk dalam tiga terburuk di dunia berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir.

Mengacu dari laman resmi tersebut, Sabtu pukul 05.15 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 176, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 91 mikrogram per meter kubik.

Diketahui, konsentrasi tersebut setara 18,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berdasarkan situs pemantauan kualitas udara tersebut dengan waktu terkini, DKI Jakarta tercatat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk ke-3 di dunia.

Baca Juga: Waduh! DKI Jakarta Masuk Tiga Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia

Berdasarkan laman tersebut, lima kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin yakni, Cairo (Mesir) di angka 177, Lahore (Pakistan) di angka 176, Jakarta (Indonesia) di angka 176, Delhi (India) 175, dan kelima Kinshasa (Kongo) 165. Sebanyak lima kota di dunia tersebut, masuk dalam kategori kualitas udara tidak sehat.

Tak hanya DKI Jakarta, situs pemantau kualitas udara itu juga mencatat beberapa kota besar lain di Indonesia masuk dalam kategori tidak sehat yakni, Tangerang Selatan (Banten) di angka 201, Bandung (Jawa Barat) di angka 139, dan Surabaya (Jawa Timur) di angka 138.

Dengan kondisi tersebut, masyarakat direkomendasikan menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang.

Dari lima lokasi yang masuk dalam pemantauan semua masuk pada kategori sedang. Untuk titik pemantau yang berada di Kelapa Gading di angka 92, Kebon Jeruk di angka 99, Bundaran HI 95, dan Jagakarsa 72.

Baca Juga: Kans Kecil Lawan Anies, Sudirman Said Dinilai Lebih Cocok Jadi Cawagub DKI Jakarta

Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.

Sementara untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan bahwa Jakarta mulai memasuki musim kemarau pada Mei dan diprediksi mencapai puncaknya pada Juni 2024. Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi kembali dilanda polusi udara.

Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert Nahas mengatakan fenomena iklim global berupa El Nino, La Nina dan Dipole Mode Positif/Negatif turut mempengaruhi partikel polutan di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Albert mengungkapkan La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi Timur dan Barat berdasarkan respon PM2.5 terhadap La Nina. Salah satu dampaknya, konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

"Fenomena iklim global bisa mempengaruhi iklim di Indonesia yang juga berakibat ke kondisi PM2.5," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI