Ulasan Pidato Berapi-api Megawati di Rakernas PDIP: Sentil MK hingga Jadi Provokator

Sabtu, 25 Mei 2024 | 10:57 WIB
Ulasan Pidato Berapi-api Megawati di Rakernas PDIP: Sentil MK hingga Jadi Provokator
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. [Dok. DPP PDIP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato politik berapi-api dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V PDIP di Beach City Internatioal Jakarta, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5) kemarin.

Sejumlah hal disorot oleh Megawati terutama soal kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024 yang dianggap Terstruktur Sistematis Masif (TSM).

Adanya Anomali

Pertama Megawati menyinggung soal adanya anomali yang terjadi di Pemilu 2024. Menurutnya, Pemilu 2024 ini merupakan Pemilu yang sangat buruk.

Megawati mengucapkan terima kasih kepada rakyat yang mendukung PDIP di 2024, sehingga berhasil mencetak hattrick kemenangan di pemilu legislatif.

Namun Megawati juga mengatakan soal kecurangan Pemilu Presiden 2024 telah menjadi sorotan banyak pihak. Mulai disuarakan oleh para akademisi tokoh masyarakat sipil, guru besar, hingga seniman dan budayawan.

"Namun hal yang begitu menyedihkan saya adalah, terjadinya pengingkaran terhadap hak kedaulatan rakyat itu sendiri," kata Megawati.

Presiden Kelima RI itu mengatakan bahwa pengingkaran itu dibuktikan melalui praktik penyalahgunaan kekuasaan, dengan menggunakan sumber daya negara demi kepentingan elektoral. Intimidasi hukum terjadi atas nama kekuasaan.

Berbagai kerusakan demokrasi inilah yang pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait PHPU Pilpres 2024, disoroti oleh Prof. Arief Hidayat, Prof Saldi Sira, dan Prof Enny Nurbaningsih melalui dissenting opinion mereka.

Baca Juga: Kantongi KTA PDIP, Andika Perkasa Ngaku Siap Jika Diperintah Maju di Pilkada Jakarta

"Saya seneng banget masih ada yang berani menyampaikan dissenting opinion. Ini baru pertama kalinya terjadi dalam sejarah sengketa Pilpres," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI