Bergerak Bersama Relawan Bakti BUMN, BTN Lawan Bullying

Jum'at, 24 Mei 2024 | 20:25 WIB
Bergerak Bersama Relawan Bakti BUMN, BTN Lawan Bullying
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kembali bergerak melawan bullying dengan mengedukasi anak dan orang tua di Desa Magepanda, Maumere, Nusa Tenggara Timur. (Dok: BTN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kembali bergerak melawan bullying dengan mengedukasi anak dan orang tua di Desa Magepanda, Maumere, Nusa Tenggara Timur.

Adapun, gerakan tersebut dilaksanakan bersama 10 Relawan Bakti BUMN Batch V yang terpilih. Program tersebut juga menjadi bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN.

Corporate Secretary BTN, Ramon Armando mengatakan, program melawan bullying merupakan salah satu bagian dari program TJSL BUMN untuk berkontribusi dalam perbaikan kehidupan masyarakat sekitar.

"Lingkungan masa kecil yang bebas bullying, akan mendukung anak-anak tumbuh dan memiliki masa depan yang berprestasi," ujar Ramon dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, (24/5/2024).

Ramon menuturkan Desa Magepanda, Maumere dipilih perseroan sejalan dengan fokus TJSL BTN di kawasan 3T.

"Kami berupaya ikut membangun negeri dengan bergerilya dari kawasan 3T. Karena salah satu misi kami yakni ikut menyejahterahkan kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan," kata Ramon.

Khusus bagi para relawan, BTN juga menggelar sesi diskusi dan motivasi sejalan dengan program BUMN Muda yang dihadiri Human Capital & Strategic Division Head BTN Aldo Bimantoro.

"Karena sebagai generasi muda, kita harus menjadi inspirasi, energi, dan penggerak kemajuan yang berdampak nyata bagi masyarakat sekitar," tutur Aldo.

Sebagai bagian dari program anti bullying ini, BTN juga bekerja sama dengan Krealogi dan Tokoh Masyarakat di Bidang Kesetaraan Gender, Hanna Keraf.

Baca Juga: BTN Sayangkan Demo Anarkis yang Dilakukan di Kantor Pusat BTN

"Desa Magepanda juga mencatatkan beberapa kasus anak stunting, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan pernikahan dini yang disebabkan oleh budaya serta ekonomi. Edukasi dan pendampingan menjadi salah satu cara untuk mengajak masyarakat sejak dini melawan bullying," ujar Hanna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI