Suara.com - Nama mantan Menteri ESDM Sudirman Said disebut masuk radar dalam pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Partai Demokrat sedang mempertimbangkan sosok eks co-captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tersebut.
Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengungkapkan kika Sudirman Said dipertimbangkan untuk diusung dari pihak eksternal.
Berikut ini profil Sudirman Said, politikus yang dilirik Demokrat untuk maju di Pilkada DKI.
Profil Sudirman Said
Pria bergelar SE MBA ini lahir di Brebes Jawa Tengah pada 16 April 1963. Ia merupakan adalah wirausahawan, akademisi, birokrat, dan politisi berkebangsaan Indonesia.
Baca Juga: Sudirman Said Masuk Radar Bacagub Jakarta dari Demokrat, Anies Kalah Saing sama Teman Dekat?
Sudirman Said menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 1990. Kemudian memperoleh gelar Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, Washington, DC, Amerika Serikat pada 1994.
Sudirman yang juga aktif dalam ikatan alumni STAN ini pernah menjadi Ketua Umum Ikanas Keuangan-STAN untuk periode 2013-2016.
Sudirman Said ditunjuk sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo pada alhier Oktober 2014 hingga diberhentikan pertengahan 2016
Dia dicalonkan sebagai calon Gubernur Jawa Tengah yang berpasangan dengan Ida Fauziyah dari PKB pada 2018. Mereka diusung oleh Gerindra, PKS, PAN dan PKB, namun tidak berhasil memenangkan pemilihan umum.
Setelahnya, Sudirman ditugaskan Gerindra untuk menjadi bagian dari Badan Pemenangan Nasional pada pemilihan presiden 2019. Di 2024, Sudirman menjadi juru bicara bagi pasangan capers AMIN.
Kemudian, ia maju sebagai kandidat Gubernur Jakarta bersama Abdullah Mansuri melalui independen, tetapi batal mengajukan pencalonan setelah kurangnya dukungan dari kartu tanda penduduk.
Sudirman aktif dalam kegiatan lembaga swadaya masyarakat. Ia diberi mandat sebagai Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), sebuah organisasi sosial tingkat nasional dan turut serta dalam bagian gerakan PMI.
Selain itu, dia juga menjadi pengajar di berbagai perguruan tinggi, salah satunya Universitas Pertamina. Pada 2016, ia mendirikan Institut Harkat Negeri (IHN), suatu lembaga riset dan pendidikan di bidang kepemimpinan dan pembangunan.
Kegiatan IHN dijalankan bekerja sama dengan berbagai lembaga seperti instansi pemerintah, perguruan tinggi, lembaga sosial kemasyarakatan, dan lembaga-lembaga kajian internasional.