Indonesia Tunjukkan Komitmen Ketahanan Air Melalui Konservasi Mangrove Tahura Ngurah Rai

Senin, 20 Mei 2024 | 20:05 WIB
Indonesia Tunjukkan Komitmen Ketahanan Air Melalui Konservasi Mangrove Tahura Ngurah Rai
Presiden Jokowi bersama para delegasi WWF 2024 di Tahura, Ngurah Rai, Bali. (Dok: Ditjen Cipta Karya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada hari ketiga rangkaian kegiatan The 10th World Water Forum (WWF) 2024 atau Forum Air Dunia ke-10, Presiden Joko Widodo mengajak para delegasi mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Provinsi Bali, Senin (20/05/2024).

Pada momen tersebut, Presiden Jokowi mengajak para delegasi berkeliling melihat spesies mangrove. Berbeda dengan gelaran saat KTT G20 pada 2022, Jokowi dan para delegasi WWF-10 tersebut tidak menanam mangrove (bakau) secara langsung, melainkan memberikan bibit pohon kepada anak-anak. Hal ini dilakukan sebagai simbol bahwa anak-anak merupakan generasi penerus upaya konservasi lingkungan.

Para delegasi pun terlihat takjub dengan upaya konkret yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam menjaga ketahanan air. Para delegasi menilai, upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia sejalan dengan tema yang diusung WWF ke-10 kali ini yakni “Air untuk Kemakmuran Bersama”.

Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti, saat mendampingi Menteri PUPR meninjau kesiapan kunjungan delegasi WWF di Tahura Ngurah Rai, Jumat (17/05/2024). (Dok: Ditjen Cipta Karya)
Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti, saat mendampingi Menteri PUPR meninjau kesiapan kunjungan delegasi WWF di Tahura Ngurah Rai, Jumat (17/5/2024). (Dok: Ditjen Cipta Karya)

Tahura Ngurah Rai merupakan sebuah contoh kesuksesan restorasi ekosistem mangrove yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Pasalnya, Kawasan Hutan Mangrove Tahura memiliki sejumlah manfaat. Salah satunya, menjadi paru-paru kota sekaligus upaya pelestarian habitat flora dan fauna hutan mangrove. Selain itu, akar pohon mangrove secara alami juga dapat menjadi penghalang terhadap gelombang air laut dan melindungi daerah garis pantai dan mengurangi risiko abrasi.

Baca Juga: Diklaim Lebih Ramah Lingkungan dan Baik Bagi Kesehatan, Bisakah Tisu Bambu Jadi Solusi?

Selain konservasi lingkungan, pemerintah Indonesia terus memperkuat ketahanan air melalui pendekatan diplomasi dalam pelaksanaan WWF ke-10. Beberapa langkah penting yang ditempuh antara lain memperkuat kerja sama dengan negara tetangga di bidang pengelolaan sumber daya air dan lingkungan. Selain itu, diplomasi air juga perlu melibatkan multistakeholder untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketersediaan air minum bagi pembangunan berkelanjutan.

Adapun, penataan kawasan Hutan Mangrove Tahura Bali diresmikan Presiden Jokowi bersamaan dengan peresmian Bendungan Danu Kerthi Tamblang di Kabupaten Buleleng pada awal Februari 2023 lalu. Pekerjaan penataan dilaksanakan bersama-sama secara paralel oleh Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali, Ditjen Cipta Karya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Nusa Penida mencakup pembenahan infrastruktur kawasan yang disinergikan dengan penyiapan fasilitas penyemaian bibit-bibit mangrove.

Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti, saat mendampingi Menteri PUPR meninjau kesiapan kunjungan delegasi WWF di Tahura Ngurah Rai, Jumat (17/5/2024) menerangkan, dukungan infrastruktur Ditjen Cipta Karya di antaranya pembangunan gerbang masuk, monumen G20, area Plaza Beji, bangunan Wantilan, pembangunan Pura Melasti dan Kongco, area penyemaian sisi timur Estuary Dam, jalur tracking mangrove, area persemaian, sistem pengairan pembibitan, area penerima (lobby, ticketing, kantor penerima), viewing deck ke arah Teluk Benoa, dan menara pandang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI