Biduan Nayunda Raup Rp51 Juta 2 Kali Masuk Kerja, Petani Banting Tulang Cuma Dapat Segini

Galih Prasetyo Suara.Com
Senin, 20 Mei 2024 | 19:31 WIB
Biduan Nayunda Raup Rp51 Juta 2 Kali Masuk Kerja, Petani Banting Tulang Cuma Dapat Segini
Penyanyi Nayunda Nabila (kiri) berjalan keluar usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (13/5/2024). Nayunda Nabila memenuhi panggilan KPK dan diperiksa selama 12 jam sebagai saksi terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tersangka mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Pernah masuk, Pak. Pernah masuk. Dua kali kalau enggak salah. Pernah masuk dua kali," ujar Wisnu.

"Dua kali. Tugasnya apa itu sampai dikasih uang juga itu?" tanya jaksa.

"Sebetulnya kalau tugas-tugasnya ada di bagian umum dia, Pak. Di protokol juga, ya, protokoler juga, Pak," jelas Wisnu.

Sebelumnya, Nayunda juga mendapat transfer uang Rp30 juta dari Kementan sebagai biaya entertainment.

Pada pengadilan 29 April 2024, terungkap anggaran hiburan di Kementerian Pertanian (Kementan) kepada mantan Koordinator Subtansi Rumah Tangga (Rumga), Arief Sopian yang dihadirkan sebagai saksi.

"Termasuk yang, makanya ingin saya tanyakan, karena saksi menyebutnya beberapa kali ya, sekitar 50 sampai 100 juta sekali mentransfer untuk entertain. Ini maksudnya entertain kaya gimana?" tanya jaksa.

"Kalau khusus yang tadi ke Nayunda tadi. Kalau saya cek ini Nayunda ternyata Rising Star Idol. Itu berapa kali ke Nayunda?" tanya jaksa KPK.

"Satu kali," jawab Arief.

Apa yang diterima Nayunda sebagai pegawai honorer dengan hanya masuk dua kali berbanding terbalik dengan pekerjaan mati-matian yang dilakukan para petani.

Baca Juga: Koar-koar Nama SYL Dicatut buat 'Palak' Pejabat Kementan, Pengacara Curigai Orang Ini

Di Lebak Banten misalnya, para petani pada 2023 meraup keuntungan hanya Rp23 juta per hektare sekali musim panen. Pendapat kotor para petani di Lebak itu sekitar Rp33 juta namun dipotong biaya produksi Rp10 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI