Suara.com - Aktris Cinta Laura yang merupakan Duta Komunikasi World Water Forum ke-10 menilai kepedulian terhadap krisis air dapat dimulai dengan meningkat kesadaran mengenai pentingnya kebutuhan dan akses akan air bersih.
“Kalau perasaan kepedulian tidak ada, tidak akan mungkin orang mengambil aksi dan kalau aksi tidak diambil tidak akan ada perubahan nyata yang terjadi,” kata Cinta saat konferensi pers di Media Center 10th World Water Forum di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin 20 Mei 2024.
Cinta menilai bahwa krisis iklim terutama krisis air, semakin menjadi masalah yang luar biasa besar.
Namun di satu sisi, ia juga menyadari bahwa isu kemanusiaan dan kualitas hidup belum menjadi prioritas. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca Juga: Bantul dan Yogyakarta Sepakat Olah Sampah Bersama dengan Membangun Pengolahan Sampah Terpadu
“Jadi sebagai communication ambassador, role (peran) aku di sini adalah menyosialisasikan isu krisis air ini kepada masyarakat secara luas, terutama anak muda. Karena merekalah yang bisa merubah habit (perilaku) mereka agar kita bisa mencapai goals (sasaran) kita dalam 20 tahun ke depan,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa upaya keberlanjutan termasuk dari sektor air sudah tercantum dalam Peta Jalan Ekonomi Biru yang akan mulai dilaksanakan tahun 2025 sampai tahun 2045.
Upaya tersebut membutuhkan banyak sumber daya termasuk air untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto, tetapi di satu sisi, kesejahteraan masyarakat harus menjadi perhatian utama, tambah Laura.
Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, lanjutnya, bisa dimulai dengan mencegah krisis air melalui langkah sederhana yakni memilah sampah dan tidak membuang sampah ke sungai atau laut yang dapat mencemari kualitas air.
Sedangkan dari dirinya pribadi, ia mengaku aktif merangkai program-program dan membangun kerja sama dengan organisasi-organisasi agar kesadaran di kalangan masyarakat kita bisa meningkat.
Baca Juga: Sampah Bukan Akhir Cerita? Pelajaran dari Novel 'Sampah di Laut Meira'
“Agar mereka sadar bahwa jika mereka ingin mencari kualitas hidup yang lebih tinggi di keesokan hari, mereka harus melibatkan isu lingkungan, isu krisis air. Inilah yang akan sangat berdampak terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi kita di masa depan,” tuturnya.
World Water Forum merupakan forum internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pemimpin politik, lembaga multilateral, politisi, akademisi, masyarakat sipil, pelaku usaha, dan lain sebagainya.
WWF ke-10 mengusung sub-tema utama yakni ketahanan dan kesejahteraan air, air untuk manusia dan alam, pengurangan dan pengelolaan risiko bencana, tata kelola, kerja sama, dan hidro-diplomasi, pembiayaan air berkelanjutan, dan pengetahuan dan inovasi.