Kasus DBD di Jakarta Kini Capai 7.142 Pasien, Dinkes DKI: Mudah-mudahan Mei Ini Turun

Minggu, 19 Mei 2024 | 11:29 WIB
Kasus DBD di Jakarta Kini Capai 7.142 Pasien, Dinkes DKI: Mudah-mudahan Mei Ini Turun
Kasus DBD di Jakarta Kini Capai 7.142 Pasien, Dinkes DKI: Mudah-mudahan Mei Ini Turun. (Pexels/Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta mencapai 7.142 pasien sejak awal Januari hingga 14 Mei 2024. Bahkan, pada bulan ini saja terdapat 729 kasus.

Meski demikian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia melihat adanya tren positif belakangan ini. Sebab, terjadi penurunan penambahan kasus dibandingkan bulan sebelumnya.

"Memang sampai saat ini kondisi di April kemarin masih lebih tinggi daripada di Maret ya, masih meningkat sampai dengan April. Mudah-mudahan di Mei ini sudah lebih turun," ucap Dwi dikutip pada Minggu (19/5/2024).

Baca Juga: Alerta! Warga Jakarta yang Ajak Kerabat Beradu Nasib Mesti Tanggung Jawab: Jika Nganggur, Wajib Balik Kampung!

Baca Juga: Alerta! Warga Jakarta yang Ajak Kerabat Beradu Nasib Mesti Tanggung Jawab: Jika Nganggur, Wajib Balik Kampung!

Ia pun mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dengan penyebaran DBD. Apalagi, sejak awal tahun ini, tercatat sudah ada 15 orang meninggal dunia akibat kasus tersebut.

Kematian kasus DBD dialami pada rentang usaia anak, dewasa, hingga lanjut usia (lansia). Tingkat fatalitas penyakit DBD bisa dialami pada semua umur jika terlambat mendapat penanganan.

"Perlu diwaspadai terus bahwa demam berdarahnya masih ada. Jadi, orang jangan menunda kalau memang kondisi sakit, demam tinggi, itu harus segera periksakan diri," kata Dwi.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut gejala DBD ditandai dengan demam 2–7 hari yang disertai manifestasi pendarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemakonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asitesis, efusi pleura, hipoalbuminemia).

Terdapat juga beberapa gejala DBD lainnya, seperti nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.

Baca Juga: Ultimatum Oknum RT jika Terima Duit Jukir Liar, Pj Gubernur Heru Budi: Bakal Langsung Dicopot!

Baca Juga: Makin Sumpek! Warga Jakarta Kini Cuma Bisa Tinggal di Rumah Maksimal Tiga KK

“Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik)," tuturnya.

"Sebagian lagi menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian,” tambahnya.

Selain itu, kelembaban yang tinggi dan meningkatnya curah hujan, berpotensi pada peningkatan vektor penular DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti.

Karenanya, perlu ada upaya pengendalian vektor DBD secara masif dengan melibatkan peran serta seluruh aspek masyarakat pada tujuh tatanan. Di antaranya permukiman, perkantoran, institusi pendidikan, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan makanan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan fasilitas olahraga.

"Kami mengimbau warga waspada dan menerapkan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) 3M (menguras, menutup, mendaur ulang) Plus atau kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes aegypti,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI