Suara.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike mengkritisi usulan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono soal membuat pulau khusus pembuangan sampah. Ia mengingatkan agar nantinya pulau ini tak malah menjadi sumber pencemaran laut Jakarta.
Politisi PDIP itu mengaku tak menolak rencana Heru. Namun, ia menilai perlu ada kajian matang dan studi kelayakan yang komprehensif mengenai dampak terhadap lingkungan dari usulan itu.
"Perlu dilakukan studi kelayakan yang mendalam untuk memastikan bahwa metode ini aman dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan laut di sekitar Jakarta," ujar Yuke kepada wartawan, Kamis (16/5/2024).
Jika dilaksanakan nanti, studi kelayakan reklamasi pulau penampungan sampah ini harus disusun dengan matang dan melibatkan para ahli lingkungan, akademisi, dan pihak terkait lainnya. Pengerjaan pulau sampah tersebut juga harus menggunakan infrastruktur dan teknologi pengolahan sampah yang canggih dan terintegrasi.
Baca Juga: Matikan UMKM, Pemprov DKI Diminta Kaji Ulang Pemberian Izin Minimarket di Jakarta
"Kami perlu memastikan bahwa Jakarta memiliki fasilitas dan teknologi yang memadai untuk mendukung program ini," ucap Yuke.
Begitu dirasa sudah layak dan tak berdampak buruk bagi lingkungan, Yuke juga menekankan pentingnya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
"Masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai pentingnya pengolahan sampah dan cara-cara yang dapat mereka lakukan untuk berkontribusi," katanya.
Ide Pulau Baru
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengemukakan ide untuk membuat pulau baru di wilayah perairan Jakarta. Nantinya, pulau baru ini bakal dipakai khusus untuk mengolah sampah.
Baca Juga: Pendidikan Mentereng Heru Budi Hartono, Ngide Mau Bikin Pulau dari Sampah di Laut Jakarta
Heru mengatakan, Jakarta perlu penampungan sampah besar yang baru untuk menampung tonase sampah setiap harinya. Apalagi, saat ini pihaknya sudah tak bisa mengandalkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi karena sudah terlalu penuh.
"(Buang sampah) ke Bantargebang udah ngga mungkin. di Jakarta pun terbatas. Ya kan? Nggak mungkin lah. 10 tahun ke depan udah enggak mampu juga kan," ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/5).
Pembuatan pulau baru ini, kata Heru, tak mengeruk tanah dari daratan. Lahan baru akan dibentuk dengan memanfaatkan lumpur yang sudah tersedimentasi di 13 Sungai di Jakarta.
"Jadi pulau di sana tempatnya ditentukan silakan siapa, kita reclaim pakai sedimen-sedimen, sampah segala macam, nanti dia jadi pulau," ucapnya.
Nantinya begitu sudah jadi, pulau baru ini tak akan menjadi kawasan permukiman. Pemanfaatannya hanya digunakan untuk pengolahan sampah hingga Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Kalau jadi pulau, enggak usah ada untuk kota. (pulau) untuk hutan, pembibitan Dinas Pertamanan, untuk tempat bermain warga," ucapnya.
Heru pun menyebut ide ini bukan berasal dari dirinya. Sebab, sejumlah negara maju lainnya sudah membuatnya dan berjalan sampai sekarang.
Selain itu pembuatannya juga perlu dibantu oleh pemerintah lantaran nantinya akan digunakan juga oleh kota-kota lainnya.
"Teknologinya dari mana? Konsep Singapura saja bawa ke sini. Teknologi, orang-orang Singapura, bawa ke sini, buat di sini. Kalau bisa, ini (proyek buat pulau) diambil oleh pemerintah pusat untuk buang sampah Bekasi, Jakarta, Depok, Tangerang, di sana," pungkasnya.