Suara.com - Politisi Senior PDI Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno, menilai, jika ditunjuknya Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menjadi staf khusus atau stafsus Presiden RI, dikarenakan adanya politik balas budi.
"Masuknya GN (Grace Natalie) bisa dinilai sebagai politik balas budi. Menghargai kiprahnya dalam proses pemilu yang lalu," kata Hendrawan saat dihubungi, Kamis (16/5/2024).
Baca Juga:
Penunjukan Grace Natalie Sebagai Stafsus Presiden Dicibir: Gak Sia-Sia Jilatnya
Ia mengatakan, belakangan Grace seperti menghilang. Hal itu dinilainya karena kekecewaan lantaran PSI tak lolos ke parlemen dalam Pemilu 2024.
"Belakangan Grace memang seperti menghilang. Saya menangkap kesan kuat, PSI kecewa berat karena tidak lolos ambang batas parlemen. Padahal mereka sudah all-out, ternyata hasilnya out-all," ungkapnya.
Di sisi lain, juga, kata dia, Jokowi sudah kampanye habis-habisan untuk PSI di Pemilu 2024. Namun hal itu dirasa belum cukup.
"Untuk PSI, Pak Jokowi juga kampanye habis-habisan. Kaesang dipasang untuk menarik pemilih Generasi Z dan pemilih pemula. Tapi belum juga mencukupi," ujarnya.
![Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie. [Suara.com/Novian]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/21/15984-wakil-ketua-tkn-prabowo-gibran-grace-natalie.jpg)
Atas dasar itu lah, Hendrawan menilai jika diangkatnya Grace sebagai stafsus presiden karena politik balas budi.
Baca Juga: Empat Poin Surat Muhammadiyah Ke Jokowi Soal Pembentukan Pansel KPK, Ini Isinya
"Jadi dalam konteks dan kronologi demikian (Grace ditunjuk)," pungkasnya.