Fakta Ngilu Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi: Ayah Dibunuh karena Isu Dukun Santet

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 15 Mei 2024 | 18:35 WIB
Fakta Ngilu Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi: Ayah Dibunuh karena Isu Dukun Santet
Personel Koramil 2213/Jampangkulon saat menangkap Ra (26) warga Kampung Cilandak, RT 15/04, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jabar yang tega membunuh ibu kandungnya dengan menggunakan garpu tanah pada Selasa (14/5/2024). ANTARA/Istmewa
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ibu bernama Inas (43) di Sukabumi tewas mengenaskan di tangan anak kandungnya sendiri, Rahmat alias Herang (25). Aksi keji Herang terjadi pada 14 Mei 2024 di Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Inas baru diketahui menjadi korban pembunuhan Rahmat pada Senin 13 Mei 2024 setelah pelaku meminta kedua pamannya, Pahrudin (31 tahun) dan Isra (66 tahun) untuk membunuhnya.

Pelaku Rahmat menawarkan kepada dua pamannya uang sebesar Rp330.000 sebagai imbalan untuk membunuhnya. Rahmat saat itu mengaku kepada kedua pamannya telah menghabis ibu yang telah melahirkannya itu.

Baca juga:

Baca Juga: Kok Bisa? 8 Tahun 3 Pembunuh Vina Cirebon Gentayangan, Identitas Asli DPO Masih Misteri

Dari kasus pembunuh sadis anak terhadap ibu kandung di Sukabumi, Jawa Barat ini juga terkuak fakta memilukan lainnya tentang keluarga ini.

Menurut pengakuan dari kepala desa setempat, Awan Kurniawan, sosok Inah selama ini membesarkan Rahmat seorang diri. Sejak usia 2 tahun, Rahmat sudah ditinggal sang ayah.

Ayah Rahmat, Acem menurut Awan menjadi korban pembunuhan orang tak dikenal pada 1999 karena isu dukun santet.

"Almarhumah Bu Inas membesarkan dan menafkahi anaknya, Rahmat atau Herang, seorang diri. Saat Rahmat berusia dua tahun (atau kurang), bapaknya, Acem, dituduh dukun santet atau memiliki ilmu teluh sehingga dihabisi oleh orang tidak dikenal di Desa Cimahpar, tetangga Desa Sekarsari, pada 1999," ujar Awan seperti dikutip dari Sukabumiupdate.com--jaringan Suara.com, Rabu (15/5).

Baca juga:

Baca Juga: Imbas Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana, Astindo: Pemerintah Jangan Stop Study Tour!

Awan juga menceritakan bahwa sosok Rahmat memang diduga memiliki gangguan sejak kecil. Namun semenjak dewasa, Rahmat tak pernah menunjukkan ciri-ciri ODGJ yang meresahkan warga sekitar.

Awan bilang bahwa sehari-hari Rahmat sibuk bekerja menjahit di sebuah usaha konveksi.

Menurut Awan, pada Senin 13 Mei 2024, Rahmat mendatangi dua pamannya yang saat ini berstatus saksi. Pahrudin jadi orang pertama yang didatangi oleh Rahmat.

"Pelaku datang ke rumahnya, menyodorkan uang recehan Rp 330 ribu sambil berkata "Mang tolong bunuh saya karena saya sudah membunuh ibu saya". Ketika itu saksi pertama tidak mengindahkan omongan pelaku," jelas Awan.

Rahmat lalu datang ke Isra dan mengutarakan hal sama seperti saat bertemu dengan Pahrudin. Kedua saksi kemudian mendatangi rumah Rahmat.

"Saksi pertama dan kedua penasaran sehingga mendatangi rumah korban untuk memastikan keadaan. Setelah tiba di lokasi, saksi menemukan korban (Inas) dalam posisi telentang di dalam kamar dengan kondisi meninggal dunia," jelas Awan.

Sementara itu, pihak kepolisian masih menyelidiki motif aksi keji Rahmat kepada Inas. Muncul narasi bahwa Rahmat membunuh Inas karena tidak dibelikan sepeda motor.

"Itu enggak ada (kesal tidak dibelikan sepeda motor). Itu semua pengakuan lama. Kita sudah tanya ke warga sekitar, tidak ada (motif soal motor). Pelaku kita tanya, ya marah aja sama ibunya," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI