Suara.com - Aksi dugaan Bullying terjadi di Pondok Pesantren Modern Sahid Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada seorang santri berusia 16 tahun 7 Mei 2024 pekan lalu.
Orang tua korban, Diah Rachmawati Wulandari, memaparkan, kejadian itu diketahui olehnya saat pihak Pondok pesantren Modern Sahid mengabarkan bahwa anaknya bernama Raffi Krishna dibawa ke klinik terdekat.
"Pagi-pagi sekitar jam 6 sama Murobinya (pengasuh di pondok), dikatakan anak saya pingsan sedang diinfus di klinik terdekat," kata dia, Selasa (14/5/2024).
Baca Juga :
Baca Juga: Tanggung Biaya Persalinan, Raffi Ahmad Booking Rumah Sakit Mahal Untuk Mpok Alpa
- Pakaian Nathalie Holscher Semakin Parah Usai Cerai dengan Sule, Netizen: Ayah Rizky Febian Pas Pilih Santyka Fauziah
Saat ditanya pada pengasuh asrama, Raffi Krishna mengalami bulliying oleh kakak kelasnya. Diketahui Raffi yang merupakan siswa kelas 10 diduga dibully kakak kelasnya yang duduk di kelas 11.
"Saya tanya, kenapa harus diinfus dan pingsan, karena dipukul dan sebagainya," papar dia.
Pihak keluarga kemudian membawa Raffi pulang untuk dilakukan perawatan di rumah. Usai pulang, Raffi menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya.
Berdasarkan keterangan Raffi, sebelum dirinya dianiaya, kakak kelas memanggil dirinya untuk ke asrama. Saat itu, sudah ada 6 orang yang menunggu Raffi.
"Nah dia bilang sampai sana, udah ada senior-seniornya 6 orang. Nah anak saya bareng temennya," papar dia.
Baca Juga: Tajir Melintir, Raffi Ahmad Janji Bakal Biayai Persalinan Mpok Alpa di Rumah Sakit Terbaik
Raffi bersama lima temannya kemudian dianiaya oleh seniornya di asrama tersebut. Mereka mengalami kekerasan fisik oleh kakak kelasnya itu.
"Katanya yang pertama, dipukul, kepalanya dijedotin di tembok dan loker, kemudian, perutnya ditendang pake dengkul, dijadikan samsak, dicekik," papar dia.
Sebelum melakukan aksi kekerasan, para pelaku menanyakan kepada enam adik kelasnya itu soal penggunaan obat-obatan.
"Yang pertama dia ditanya kenapa, "lu ngobat yah", katanya," jelasnya.
Padahal, kata Diah, Raffi itu memang sedang mengalami sakit badan selama tiga hari.
"Itu dia bilang ke saya, ya jadi dikasih obat, maxtril, CTM dan Antimo. Temennya juga demam, dan gatel-gatel juga, minum CTM," papar dia.
Sehingga, kakak kelasnya menyangka para korban itu mabuk obat-obatan di pondok pesantren Modern Sahid Bogor.
"Itu kan obatnya bikin ngantuk banget ya, mangkanya dia tidur terus, disangka mabok, padahal saya tau dia abis minum obat," jelas dia.
Kontributor : Egi Abdul Mugni