Suara.com - Pria berinisial FA (23), mengaku menyesal telah membunuh pamannya sendiri AH (31) yang merupakan pemilik warung Madura di Kampung Dukuh, Ciputat, Tangerang Selatan. Dia mengklaim juga bertanya-tanya dalam diri mengapa bisa setega itu.
Hal ini disampaikan FA saat dihadirkan langsung oleh penyidik ke hadapan awak media dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2024) siang. Sambil menundukkan kepala dia menyampaikan rasa penyesalannya tersebut.
"Sempat saya tersungkur setelah melakukan itu, saya menyesal kok bisa sampai segitunya," ucap FA.
FA juga mengaku sempat berupaya menahan emosinya. Namun perilaku pamannya yang kembali membangunkannya secara paksa membuatnya tak kuasa hingga nekat melakukan pembunuhan tersebut.
"Karena pada saat itu saya sudah jam istirahat, terus mau istirahat masih disuruh jaga lagi. Itu saya sudah (tak tahan emosi)," ungkapnya.
Senyum Pedagang Soto
NA (28) pedagang soto yang ikut terlibat di balik kasus pembunuhan ini tersenyum usai mengetahui korban tewas dibacok FA. NA diketahui sempat mengusulkan tersangka FA untuk membacok AH karena sama-sama merasa tersakiti oleh ucapan dan perilaku korban.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully mengatakan pembunuhan ini dilakukan tersangka FA di warung Madura milik AH pada Jumat (10/5/2024) sore. Korban yang ketika itu tengah menyantap mie ayam dibacok sebanyak empat kali menggunakan golok milik pedagang kelapa yang diambil diam-diam.
Sesuai membunuh korban, FA lantas melapor kepada NA yang yang kebetulan berada tak jauh dari warung Madura tersebut.
Baca Juga: Dibunuh Keponakan, Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang Ternyata Bos Warung Madura
"Pelaku FA menemui pelaku NA yang sedang berada di toko roti donat yang lokasinya seberang warung rokok (Madura) dan memberitahu bahwa 'sudah dikerjakan'," kata Titus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Mengetahui kabar tersebut, NA lantas tersenyum. Dia juga mengacungkan jari jempol ke arah FA.
"Pelaku NA merespon dengan mengacungkan jari jempol kanan sambil senyum kepada pelaku FA," ungkapnya.
Titus mengungkap bahwa tersangka FA pada Kamis (9/5/2024) atau sehari sebelum kejadian pernah curhat kepada NA terkait prilaku pamannya tersebut. FA saat itu mengeluh kerap dimarahi korban dan kurang diperhatikan.
NA yang juga pernah sakit hati lantaran pernah ditolak mengutang rokok oleh AH lantas menyarankan FA untuk membacoknya. Namun FA saat itu hanya diam.
"Pada saat curhat tersebut NA menyampaikan secara lisan kepada FA, 'jika kamu merasa tidak senang dengan perlakuan kakak sepupu kamu, kamu cari kerjaan di tempat lain saja dan terhadap kakak sepupumu kamu bacok saja dan itu ada golok di warung penjual kelapa'. Namun hal tersebut tidak di respon oleh FA," jelas Titus.
Emosi FA lantas timbul kembali ketika korban AH membangunkannya secara paksa pada Jumat (10/5/2024) subuh.
"Korban membangunkan FA secara paksa dengan cara menarik sarungnya dan mengatakan 'kalau kamu tidur-tidur saja di sini, mending tidak usah kerja'," tutur Titus.
Karena sakit hati, FA lantas teringat saran dari NA. Siang harinya dia kemudian secara diam-diam mengambil golok milik pedagang kelapa yang akhirnya dipergunakan untuk membacok korban hingga tewas.
Sebagaimana diketahui kasus pembunuhan ini terungkap usai warga menemukan jasad AH dalam kondisi terbungkus kain sarung di Jalan Haji Soleh, RT 4/2, Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, pada Sabtu (11/5/2024) pagi. Saat ditemukan kondisi leher korban dalam keadaan hampir putus akibat luka bacok senjata tajam.
Selain itu polisi juga menemukan luka bacok pada bagian tangan kiri korban. Sementara jari manis korban ditemukan sudah dalam kondisi putus.
Belakang terungkap bahwa pelaku merupakan FA yang tidak lain merupakan keponakan korban. Dia dibantu oleh NA pedagang soto yang juga memiliki motif sakit hati.
NA membantu tersangka FA saat membersihkan bercak darah di lokasi pembunuhan. Selain itu juga turut membantu saat yang bersangkutan membuang jenazah korban.