Suara.com - RAP (29) pria asal Tulungagung, Jawa Timur kini harus meringkuk di penjara lantaran tega mencekik bayinya hingga tewas. Aksi keji RAP yang menghabisi nyawa anak kandungnya itu terjadi setelah diriya pulang dari Taiwan.
Mantan TKI itu terpaksa dipulangkan ke negara asalnya lantaran disebut mengalami masalah kejiwaan yang cenderung labil dan impulsif hingga kerap membuat onar.
Setelah ditangkap, polisi kini menggandeng psikolog untuk memeriksa kejiwaan RAP yang diduga mengalami depresi berat.
"Penyidikan nanti melibatkan psikolog guna memastikan apakah benar korban melakukan itu lantaran mengalami gangguan jiwa," kata Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polres Tulungagung, Iptu Nursaid di Tulungagung dikutip dari Antara, Selasa (14/5/2024).
Baca Juga: Akal-akalan Pembunuh Bos Warung Madura Coba Kelabui Polisi, Sebut Paman Punya Utang Piutang
Keluarga belum melangkah ke upaya pengobatan karena keterbatasan biaya dan ketidaktahuan langkah penanggulangan masalah depresi yang dialami RAP.
Kendati lingkungan dan keluarga acapkali resah dengan perilaku RAPo sampai akhirnya insiden pembunuhan terjadi.
"Untuk keamanan dan kenyamanan lingkungan, serta tentu saja kepentingan penyidikan, tersangka saat ini kami tahan," katanya.
Nursaid mengungkapkan, hasil autopsi korban meninggal akibat kekurangan oksigen.
Hal itu diketahui dari kuku korban yang membiru, pendarahan pada kelopak mata bagian dalam, luka memar di bagian punggung, luka memar di telinga kanan, dan luka pada leher akibat cekikan.
Baca Juga: Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Pembunuh Bos Warung Madura Di Pamulang Terancam Hukuman Mati
"Korban meninggal akibat kekurangan oksigen sehingga mati lemas, yang dimungkinkan karena cekikan," kata Nursaid pasca autopsi korban.
Pihaknya baru memeriksa dua saksi dalam kejadian ini, yaitu ibu korban dan kakek korban.
"Selama ini masih dua saksi yang diperiksa," katanya.