Suara.com - Berikit ini adalah profil dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut Binsar Pandjaitan beberapa hari terakhir jadi sorotan publik. Menko Marves itu mengeluarkan pernyataan perihal orang toxic untuk tidak dibawa oleh Prabowo Subianto di kabinetnya.
Pernyataan ini disampaikan Luhut saat berikan sambutan acara Jakarta Futures Forum di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (3/5/2024), terkait kerja sama Indonesia dengan India.
Menurut Luhut, orang toxic yang ia maksud jika masuk ke kabinet Prabowo-Gibran akan merugikan Indonesia.
Baca Juga: Profil Raffi Ahmad, Seleb Tajir Masuk Bursa Calon Pemilihan Gubernur Jateng
"Saya katakan (buat Prabowo) jangan membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan Anda, karena itu akan sangat merugikan kita (Indonesia)," kata Luhut.
Profil
Nama lengkap: Luhut Binsar Pandjaitan
Tanggal lahir: 28 September 1947
Tempat lahir: Tapanuli Utara, Sumatera Utara
Baca Juga: Mau Tambah Jumlah Pos Kementerian, Prabowo Disebut Perlu Dengar Isi Hati Rakyat
Istri: Devi Simatupang
Pekerjaan: Birokrat/Purnawiraan militer
Pendidikan
- SD Yayasan Cendana
- SMP Yayasan Cendana
- SMAN 1 Pekanbaru
- SMAK 1 PENABUR Bandung
- Masters in Public Administration, George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat.
National Defense University, Amerika Serikat. - Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), Penerima penghargaan Adhi Makayasa untuk lulusan terbaik AKABRI bagian Darat (1970).
- Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF), Lulus Terbaik (1971).
- Kursus Komando, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Sangkur Perak Komando (1971).
- Kursus Lintas Udara, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Trophy Payung Emas (1971).
- Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA I (1976).
- Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA II (1978).
- Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD).
- Sekolah Staf Dan Komando ABRI (SESKO ABRI)
- Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS).
Pangkat militer
- Letnan Dua Inf (1970)
- Letnan Satu Inf (1973)
- Kapten Inf (1975)
- Mayor Inf (1980)
- Letnan Kolonel Inf (1983)
- Kolonel Inf (1990)
- Brigadir Jenderal TNI (1995)
- Mayor Jenderal TNI (1996)
- Letnan Jenderal TNI (1997)
- Jenderal TNI (HOR) (01-11-2000)
Karir pemerintahan
- Duta Besar RI untuk Singapura (1999–2000)
- Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI (2000–2001)
- Kepala Staf Kepresidenan RI (2014–2015)
- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI (2015–2016)
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI (2016–2019)
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2019–sekarang)
- Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (2018–sekarang)
- Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (2020–sekarang)
- Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional (2021–sekarang)
- Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (2021–sekarang)
- Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung (2021–sekarang)
- Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali (2021–sekarang)
- Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional (2022–sekarang)
Biografi Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar ialah anak pertama dari 5 bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu. Ia menikah dengan Devi Simatupang dan memiliki 4 anak, yaitu Paulina, David, Paulus dan Kerri Pandjaitan.
Ayah Luhut, Bonar Pandjaitan merupakan karyawan PT Caltex. Saat bersekolah di tingkat SMA, Luhut ternyata pernah mewakili daerah Pekanbaru, Riau ke PON (Pekan Olahraga Nasional) di Bandung, Jawa Barat melalui cabang Renang.
Saat sekolah di SMAK 1 PENABUR Bandung, Luhut menjadi salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa untuk menentang Orde Lama dan PKI.
Pada 1967, Luhut masuk ke Akabri dan 3 tahun kemudian meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.
Luhut menghabiskan karier militernya di Kopassandha TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81.
Saat menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus.
Sebagai prajurit, Luhut terlibat di sejumlah operasi militer dan perang seperti pemberontakan komunis di Sarawak, Operasi Seroja di Timor Timur.
Luhut mengakhiri dinas militernya pada 1999. Jabatan sipil yang ia emban pertama ialah menjadi duta besar Indonesia di Singapura.