Berdasarkan penelusuran, rekaman surara itu ternyata kutipan wawancara Prabowo dan Alfito Deannova di TVone pd 15 September 2014 lalu yang sudah dipotong dan diedit.
Dalam konteks yang sebenarnya terungkap jika Prabowo sedang membicarakan Indonesia yang tidak diinginkan menjadi kuat oleh kekuatan asing.
"Saya mau konsentrasi kepada program, ini kita sekarang tinggal 21 hari, sudah saya mau bicara pemikiran saya kalau ditanya, kalau enggak ditanya saya datang ke rakyat. Ya, terserah nanti rakyat yang menilai. Jadi, orang-orang yang negative campaign atau black campaign itu menurut, feeling saya ada beberapa kelompok yang memang sebetulnya antek dari pada kekuatan asing," cetusnya.
Baca Juga:
Gagal Duet di Pilpres 2024, Prabowo Pertimbangkan Usung Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta
"Jadi, Indonesia ini enggak boleh punya pemimpin yang bersih dan kuat, itu tidak boleh. Indonesia harus dipelihara dalam posisi sekarang sebagai pasar, sumber bahan baku, orang Indonesia itu pelayan. Intinya itu, Indonesia pelayan, Indonesia harus bodoh pelayan, kacung. Nah, saya tidak mau itu," sambungnya.
Dahnil Anzar Minta Polri Turun Tangan
Jubir Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak langsung merespons postingan yang dianggap telah menyebarkan informasi hoaks itu.
Dirinya pun meminta agar Polri turun tangan dengan mencolek akun resmi Divisi Humas Polri.
"Akun @RafikaBayu ini telah menebar hoax dan fitnah. Laku seperti ini tidak boleh terus didiamkan. Merusak demokrasi kita yang mau sama-sama kita jaga. @DivHumas_Polri," tulis Dahnil.