Suara.com - Sebanyak 37 warga dikabarkan menjadi korban meninggal dunia dalam bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi di Agam, Tanah Datar hingga Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Basarnas Padang, Abdul Malik mengungkapkan data puluhan korban tewas tersebut tercatat hingga pukul 17.00 WIB, Minggu (12/5/2024). Para korban yang tersebar di dua daerah sudah dievakuasi ke sejumlah rumah sakit.
"Total korban meninggal menjadi 37 orang. Semua sudah dievakuasi ke RSAM Bukittinggi, RSUD Batusangkar dan RS Bhayangkara," ungkapnya, Minggu (12/5/2024).
Abdul Malik juga menyampaikan bahwa ada pula sejumlah korban yang sudah dibawa pihak keluarga untuk segera dimakamkan.
Saat ini, pencarian korban masih berlangsung. Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan akan ada lagi korban jiwa dalam bencana alam tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Fajar Sukma mengatakan pihaknya telah mendirikan posko pencarian korban hilang akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Agam pada Sabtu (11/5/2024) dini hari.
"Bagi masyarakat Kabupaten Agam yang kehilangan anggota keluarga dapat melapor ke posko tanggap darurat di SD Negeri 08 Kubang Duo Koto Panjang Kecamatan Canduang," katanya dikutip dari Antara, Minggu (12/5/2024).
Fajar menegaskan, setiap laporan yang masuk akan diteruskan kepada tim pencarian korban di lapangan. Dugaan sementara, warga Nagari (desa) Bukik Batabuah yang hilang bisa saja terbawa arus banjir lahar dingin hingga ke aliran Sungai Batang Anai, atau sungai-sungai di Kabupaten Tanah Datar.
Hingga pukul 16.00 WIB BPBD Sumbar mencatat masih mencari sejumlah warga di Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang yang hingga kini belum ditemukan.
Fajar menuturkan bahwa jumlah korban yang hilang masih bersifat sementara dan dinamis. Sebab, bisa saja ada masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya namun belum terdata.