Reaksi Panglima Manguni Atas Pembubaran Ibadah Mahasiswa Unpam, Singgung Anies Baswedan

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 08 Mei 2024 | 09:58 WIB
Reaksi Panglima Manguni Atas Pembubaran Ibadah Mahasiswa Unpam, Singgung Anies Baswedan
Panglima Pasukan Manguni Andy Rompas buka suara soal pembubaran ibadah mahasiswa Unpam. [x]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panglima Pasukan Manguni, Andy Rompas, ikut buka suara, terkait aksi pembubaran ibadah mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam).

Bagi Andy Rompas, aksi-aksi pembubaran ibadah adalah hal biasa yang terjadi di Indonesia. Ini terjadi menurut dia karena ada pembiaran dari pemerintah.

Baca Juga:

Mahasiswa Katolik Unpam Digeruduk saat Ibadah, Pendeta Gilbert: Hanya Bisa Berdoa, Agar Ada Keadilan

Baca Juga: SETARA Institute Kecam Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Unpam: Langgar Kebebasan Beragama

"Itu sudah biasa itu di bangsa Indonesia karena dibiarkan atas istilah mayoritas minoritas. Banyak orang tidak paham istilah mayoritas minoritas," ujar Andy Rompas dikutip dalam video yang beredar di media sosial.

Menurut dia, kalau istilah mayoritas minoritas selalu dipakai dan para penceramah-penceramah radikal dan ujaran kebencian terus dibiarkan maka peristiwa pembubaran ibadah tidak akan pernah berhenti.

Andy Rompas mengatakan, penangkapan pelaku tidak akan menyelesaikan masalah jika orang-orang di atas tidak ditangkap.

"Sekarang malam ini pelaku ditangkap, apakah akan selesai? Tidak selesai kalau di atasnya tidak ditangkap. Contoh seperti Bahar bin Smith jelas-jelas ceramah mengangkat pedang, memfitnah orang Minahasa yang ada di tanah Minahasa dia kan tidak tahu cerita kronologisnya," tutur Andy Rompas.

Ia lalu membahas lagi mengenai penggunaan kata mayoritas minoritas. Menurut Andy, istilah mayoritas minoritas hanyalah untuk hitungan jumlah penduduk.

Baca Juga: 7 Fakta Mahasiswa Katolik Unpam Dianiaya saat Doa Rosario: Ketua RT Ngamuk, Mahasiswa Islam Ikut Kena Bacok

Sementara jika kata mayoritas minoritas dilihat dari sisi jumlah wilayah kepulauan, Andy Rompas mengatakan, 9 provinsi utama di Indonesia adalah mayoritas umat Kristiani.

"Papua, Sulawesi Utara, NTT, Flores, Sumba, itu baru berapa pulau. Bayangkan jika itu ditambahkan semua berapa luas yang diduduki kaum minoritas 874.355 km2. Jumlah seluruh wilayah kepulauan seluruh Indonesia hanya 1,9 juta. Jadi tidak ada itu istilah mayoritas minoritas," tuturnya.

Solusi agar kejadian ini tidak terulang, menurut Andy Rompas adalah pemerintah harus tegas dan tidak membiarkan rakyat larut dengan suasana seperti itu.

Ia pun memberi pesan kepada teman-temannya dari Indonesia Timur yang mendatangi Tangerang. Ia meminta orang-orang Indonesia Timur di Jakarta menahan diri jangan terpancing agar tidak terjadi perang saudara atau perang agama.

"Saya pesan basaudara yang ada di Jakarta jangan terpancing kalian kalau sampai ikut perang saudara, rugi tidak ada hasil apa-apa karena tidak ada pahlawan dalam perang saudara. Sudah terbukti kasus Poso, Ambon, siapa yang dilihat pahlawan? Tidak ada. Korbannya ada Tibo cs di Poso. Apakah harus terulang lagi seperti itu?" ucap Andy.

Andy lalu menyarankan pemerintah yang memiliki badan lembaga sangat besar untuk tidak membiarkan para penceramah radikal dan ujaran kebencian.

"Kenapa ini selalu dibiarkan? Yang ditangkap di bawah tetapi di atas penceraman-penceraman radikal ujaran kebencian terus dibiarkan bahkan saya lihat penuh dengan kemewahan contohnya Habib Bahar bin Smith memamerkan kemewahannya, Ustaz Abdul Somad memamerkan Harley Davidsonnya dengan klubnya lagi," terang Andy Rompas.

Menurutnya, jika minoritas merasa selalu dilecehkan, merasa tidak pernah mendapat keadilan bisa saja mereka mengikuti pembela seperti di Papua.

"Kalau seandainya Indonesia Timur bersatu dan tidak mendapat keadilan terus menerus dan meminta referendum apakah kita harus terpecah belah seperti itu? Sementara hanya ada 3 juta orang radikal di Jakarta dibiarkan bebas begitu saja," tuturnya.

Andy Rompas mengatakan, butuh ketegasan pemerintah untuk mengatasi hal ini. Ia mengatakan, akar permasalahan yang harus dicabut dan dihilangkan bukan korban pemaparan paham-paham radikal yang ditangkap.

"Contohnya Anies Baswedan jelas-jelas memakai politik identitas di saat pemilu kemarin. Pak Jokowi sudah menjalankan apa yang bisa ia lakukan dan kita berharap Pak Prabowo nanti di bulan Oktober setelah dilantik beliau dapat menindak untuk keutuhan NKRI sesungguhnya," kata Andy Rompas.

alri
Bang Andy. Statement anda saja sudah berbentuk provokasi, tolonglah pihak yang bergerak di bidang jurnalistik, orang seperti ini jangan dikasih panggung. Tambah turun rasanya kualitas jurnalis jika orang yang memecah belah seperti Andy rompas ini di kasih panggung
Benny
Anda saja sudah membawa identitas kesujuan dari awal pernyataan anda.Kalau tdk faham masalahvgak usah komentar.Mengenai pembubaran ibadah di Tangerang lebih kpd miskomunikasi dan ada oknum yg bermain.Anda jgn asal fitnah ttg ulama maupun tokoh nasional,kalau anda pilih Prabowo itu hak anda dan tdk perlu juga menjelekkan orang lain
Gabriella
Karena apa yang ngana bicarakan ke publik itu sudah menyakut suku Minahasa saran saya Andy rompas kalu mau tenar jangan bawah2 suku Minahasa neh tolong Krn yang kasian Torang yang di pinggiran jakarta,bisa2 cm ngana p Mulu Torang kena imbas....JD klu bisa jgn bawah2 minahasa neh jgn nanti Minahasa Deng Minahasa baku masalah..Krn kerukunan Torang di jakarta dengan suku dan agama lain sangatlah harmonis dan sangat sangat dekat melebihi saudara JD tolong jgn bwh2 nama suku Minahasa jangan bawah2 manguni kalu cuma untuk mo cari tenar neh
13 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI