Pertaruhan Karier Politik Anies Baswedan di Pilgub DKI 2024: Kalah Kelar

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Senin, 06 Mei 2024 | 16:32 WIB
Pertaruhan Karier Politik Anies Baswedan di Pilgub DKI 2024: Kalah Kelar
Ilustrasi Anies Baswedan. Pertaruhan karier politik Anies Baswedan di Pilgub DKI 2024. [Suara.com/Dea]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalah di Pilpres 2024, Anies Baswedan masih memiliki panggung politik di Pilgub DKI 2024. Peluang Anies maju sebagai calon gubernur DKI sangat besar mengingat dia adalah adalah Gubernur DKI petahana.

Pengamat Politik Muhammad Qodari punya analisa menarik mengenai maju tidaknya Anies Baswedan di Pilgub DKI 2024.

Baca Juga:

PKS Siap Kembali Usung Anies di Pilgub Jakarta 2024

Baca Juga: PKS Siap Kembali Usung Anies di Pilgub Jakarta 2024

"Secara aturan dia bisa nyalon lagi karena baru satu periode, secara opportunity politik menjadi Gubernur Jakarta sangat menarik karena punya panggung lagi untuk 5 tahun ke depan. Itu sisi positifnya," ujar Qodari di Youtube Cokro TV.

Namun kata Qodari ada juga sisi negatifnya. Menurut dia, Anies Baswedan belum tentu menang jika bertarung di Pilgub DKI 2024. Dan jika Anies sampai kalah, Qodari menilai karier politik Anies akan habis.

"Pertama kalau Anies maju, dia belum tentu menang dan kalau dia kalah itu Anies betul-betul habis. Dia batal jadi tokoh nasional 25 persen karena sudah di cancel out kalau dia kalah. Ternyata lu di Jakarta ga dapat," kata Qodari.

Dalam analisanya, Qodari menyatakan peluang Anies kalah di Pilgub DKI 2020 cukup besar. Qodari berkaca dari hasil Pilpres 2024 lalu. 

Di Pilpres 2024, perolehan suara Anies-Muhaimin kalah dari Prabowo-Gibran di DKI. Anies-Muhaimin hanya mampu meraup sekitar 40 persen suara.

Baca Juga: Keras! Refly Harun Sindir Anies Baswedan: Ketika Value Gak Ada Lagi Anda Seperti Zombie

"Harusnya menurut saya walau Anies kalah secara nasional tapi kalau dia populer sangat populer di Jakarta, dia masih dapat 70 persen loh," ujar Qodari.

Qodari lalu berbicara mengenai pengalamannya selama ini sebagai lembaga survei. Ia mengatakan, jika ada bupati yang ingin maju menjadi calon gubernur di suatu daerah, maka peluangnya dilihat dari hasil survei.

Jika elektabilitas bupati di mana kabupaten tempatnya berasal itu cuma 20 persen 30 persen saja, menurut Qodari, bupati itu lebih baik tak usah maju di Pilgub.

"Jangankan di level provinsi, di kabupaten bapak aja bapak ga populer. Tapi kalau di kabupaten dia 70 persen 80 persen menurut saya itu sinyal dia berhasil dan populer tinggal menggaungkan saja keberhasilan dan popularitas ke tingkat provinsi," tutur Qodari.

Karena itu menurut Qodari, hasil Pilpres 2024 kemarin adalah  lampu kuning bernuansa merah bagi Anies Baswedan jika ingin maju di Pilgub DKI 2024.

"Jadi sebetulnya ini sangat riskan bagi Anies untuk maju lagi karena peluangnya untuk kalah besar. Apalagi UU Jakarta ini masih mensyaratkan pemenang 50 persen plus 1 bukan mayoritas sederhana seperti provinsi lain," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI