Gagal Jadi Anggota DPR, Masinton Pasaribu Koar-koar Pemilu Brutal

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 04 Mei 2024 | 10:16 WIB
Gagal Jadi Anggota DPR, Masinton Pasaribu Koar-koar Pemilu Brutal
Anggota DPR RI Fraksi PDIP Masinton Pasaribu. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi PDIP Masinton Pasaribu curhat soal ia yang tak lolos jadi anggota DPR pada pemilu 2024. Menurut Masinton, pemilu 2024 jauh lebih berbeda dengan dua edisi pemilu yang ia ikuti.

Menurut Masinton yang terkenal dengan sindiran Samsul tegas mengatakan bahwa pemilu 2024 lebih brutal dan tidak ada aturan. Hal itu kata Masinton bisa dilihat dari maraknya politik uang.

"Pemilunya brutal masa dikenang," ucap Masinton seperti dikutip, Sabtu (4/5).

Baca juga:

Baca Juga: Gibran Potensial Jadi Presiden Dua Kali Berturut-turut, Qodari: Ibarat Angsa Bertelur Emas

"Pemilu brutal itu harus dievaluasi. Agar pemilu itu mencerminkan kedaulatan rakyat," sambungnya.

Masinton mengaku bahwa ia tidak tahu apakah kritik kerasnya kepada Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres dari 02 membawa dampak kepadanya hingga gagal jadi anggota DPR.

Namun menurut Masinton, di dapilnya memang terasa bagaimana pemilu di tahun ini sangat jauh berbeda dengan edisi pemilu sebelumnya. Ia pun menjelaskan mengapa bisa tak dapat kursi di dapil Jakarta II.

"Kalau secara suara, saya berada di posisi kedua di internal PDIP. Nah yang jadi soal kan tadi dua kursi menjadi satu kursi," ungkapnya.

Masinton mengatakan bahwa ia tak bisa menyimpulkan secara pasti apakah ada permainan sehingga dirinya gagal mendapatkan kursi di Pemilu 2024.

Baca Juga: Demokrat Yakin Gugatan PDIP di PTUN, Hasilnya Sama Seperti di MK

"Tapi yang jelas proses pemilunya, dari yang kalah dan menang mengatakan pemilunya brutal. Artinya brutal yah dengan biaya mahal, gak ada aturan," ungkapnya.

Baca juga:

Masinton pun mengatakan bahwa ia yang jadi kontestan di dua pemilu sebelumnya tak pernah melihat adanya politik uang. Hal berbeda ditemuinya di Pemilu 2024.

"Di Jakarta, (politik uang) bisa dilokalisir, mungkin di beberapa titik tertentu, ada calon yang melakukan begitu dan bukan jadi faktor pemenang," tambahnya.

Sebelumnya, Masinton sempat mengkritik soal jatah kursi PDIP yang dikurangi pada Pemilu 2024.

Dia menyebut jatah kursi PDIP dari DKI Jakarta sengaja dikurangi. Katanya, PDIP harusnya mendapatkan jatah dua kursi di DPR RI.

"Nah saya posisi suaranya di posisi kedua. Nah artinya, kalau masih tetap dua kursi kan ya, masih ke Senayan. Tapi permasalahannya adalah kursinya hilang satu. Tinggal satu kursi," ujarnya.

Hilangnya jatah kursi PDIP dari daerah pemilihan Jakarta ke DPR RI, menurutnya terjadi tidak secara alami.

"(Ada) Proses pengkondisian secara politik sehingga PDIP tidak bisa hattrick di Jakarta. Meskipun hattrick secara nasional. Sehingga kursi DPR RI dan DPRD PDIP di Jakarta itu mengalami penurunan. Yang berarti hilang satu itu kursi," ungkap Masinton.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI