Geram dengan Orang yang Sebut Indonesia Tak Butuh Oposisi, Romo Magnis: Itu Fungsinya Luar Biasa

Senin, 29 April 2024 | 19:25 WIB
Geram dengan Orang yang Sebut Indonesia Tak Butuh Oposisi, Romo Magnis: Itu Fungsinya Luar Biasa
Guru Besar Filsafat STF Driyakara, Franz Magnis Suseno. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru Besar Filsafat STF Driyakara, Franz Magnis Suseno atau yang akrab disapa Romo Magnis menyatakan pentingnya peran oposisi dalam negara demokratis seperti Indonesia. Bahkan, ia menegaskan bahwa peran oposisi sangat luar biasa buat negara.

Pernyataan itu disampaikan Romo Magnis menanggapi adanya sebagian pihak yang menyatakan Indonesia tidak butuh peran oposisi.

"Sekaligus masih ada omongan yang menurut saya butuh (diluruskan), 'bahwa oposisi (dibilang) tidak cocok dengan Indonesia'. Oposisi itu di dalam negara yang betul demokratis mempunyai suatu fungsi luar biasa," kata Romo Magnis dalam sebuah diskusi di Kawasan Matraman, Jakarta Timur, Senin (29/4/2024).

Romo Magnis kemudian menyinggung di Indonesia masih menggunakan sistem suara mayoritas untuk mengambil keputusan. Menurutnya, keputusan mayoritas atau demokrasi mayoritas juga bahaya jika mengabaikan oposisi.

Baca Juga: Romo Magnis: Reformasi Tidak Berhasil Berantas KKN

"Tentu demokrasi mayoritas Itu juga musuh demokrasi sering dikatakan mayoritas. Bukan semua, demokrasi mayoritas jalan, karena demokrasi (sesungguhnya) memastikan hak asasi manusia," ujarnya.

"Dengan memastikan hak asasi manusia tidak ada bahaya bahwa mayoritas secara hakiki mencampuri apa yang menjadi hak asasi seseorang atau sekelompok orang. Melainkan itu pertanyaan politis di mana setiap orang tahu bisa ada pendapat yang berbeda," sambungnya.

Lebih lanjut, Romo Magnis mengaku tidak tahu apakah Indonesia ke depan akan berkembang seperti apa dalam mengakomodir oposisi atau tidak.

Ia mengatakan, jawabannya hanya bisa ditemukan usai Prabowo-Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Oktober mendatang.

"Jadi apa kita akan ke situ? Bagaimana demokrasi kita berkembang? Saya betul-betul tidak tahu. Kita sendiri dalam pandangan saya sekarang tinggal menunggu dulu melihat bagaimana perkembangan," katanya.

Baca Juga: Diharapkan Oposisi, PDIP-PKS Jangan Tergoda Gabung Koalisi Gemuk Prabowo: Kalau Semua Masuk, Wassalam!

"Sulit untuk meramalkan macam-macam, mempersoalkan apa yang terjadi di masa di bulan-bulan terakhir itu juga sudah terlambat kereta api sudah berangkat. Kita akan melihat mulai bulan Oktober Bagaimana perkembangannya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI