Usai Timnas Kalahkan Korea Selatan, Ustad Dasad Latif: Goyang Dangdut Menekuk K-POP

Muhammad Yunus Suara.Com
Sabtu, 27 April 2024 | 07:24 WIB
Usai Timnas Kalahkan Korea Selatan, Ustad Dasad Latif: Goyang Dangdut Menekuk K-POP
Ustad Dasad Latif. [Facebook Drs. H. Syamsuar, MSi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim nasional sepak bola Indonesia U-23 menjadi pusat perbincangan warganet di sejumlah platform media sosial. Karena berhasil menembus babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Qatar.

Manajer Social Media Data Analytics (Socindex) Binokular, Danu Setio Wihananto, membeberkan tanggapan positif warganet di media sosial dominan berisi apresiasi untuk timnas yang sukses menumbangkan Korea Selatan.

Selain sorotan terhadap pernyataan yang disampaikan pengamat sepak bola Tommy Welly (Bung Towel) yang sering mengkritik pelatih timnas Shin Tae-yong (STY).

"Euforia atas kemenangan Indonesia atas Korea Selatan langsung terasa di media sosial sesaat setelah babak adu penalti selesai. Jam 3-4 pagi yang biasanya merupakan waktu yang lengang di lini masa, pada pagi hari tadi justru menjadi waktu yang ramai," kata Danu dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat 26 April 2024.

Lebih lanjut dia membeberkan, perbincangan netizen mulai meningkat pada Jumat (26/4), pukul 00.30 WIB saat kick off pertandingan.

Puncak perbincangan terpantau saat pertandingan memasuki babak adu penalti hingga timnas akhirnya sukses memenangi laga.

Pencapaian itu, kata Danu, juga mendapat respons dari beragam tokoh politik, pemberi pengaruh (influencer), dan pengamat sepak bola, seperti Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto, Mahfud MD, Sandiaga Uno, Erick Thohir, serta Justinus Lhaksana, Ernest Prakasa, Zaskia Adya Mecca, dan Judika.

Bahkan Ustad Das'ad Latif juga memberikan tanggapan lewat status media sosialnya. "Goyang Dangdut Menekuk K-POP," tulis Ustad Das'ad Latif di Instagram.

Terkait pelatih timnas Shin Tae-yong, Konsultan Binokular Data Analytics, Rico Pahlawan, menilai selain karena kemampuannya meramu permainan yang apik.

STY juga cukup disorot dominan di media sosial maupun media massa, karena berasal dari negara lawan yang secara tak langsung memantik euforia, serta konflik batin yang tidak terhindarkan.

"Hal tersebut dipersepsikan sebagai bentuk profesionalitas serta konsistensi STY untuk menjaga asa timnas U-23 merebut tempat di Olimpiade Paris 2024, walaupun yang dikorbankan adalah negara tempat kelahirannya," ujar Rico.

Ia menambahkan, data analisis itu telah membuktikan bahwa fanatisme bola di Indonesia sudah mendunia, terlebih setelah tragedi Kanjuruhan, sehingga memberikan gambaran besar tentang sepak bola yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Rico berharap, tren positif perbincangan warganet di media sosial menjadi momentum untuk membalikkan stereotipe fanatisme buta ke arah yang lebih baik, guna mengapresiasi dan mendukung capaian timnas U-23.

Baca Juga: Statistik Menakutkan Uzbekistan di Piala Asia U-23: Malaysia dan Vietnam Tak Berdaya, Timnas Indonesia Wajib Waspada

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI