Suara.com - Banjir dan kemacetan di Jakarta menjadi masalah yang sering dialami warga dan sulit untuk ditangani oleh Pemprov DKI Jakarta. Terkait masalah besar itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mendesak agar Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono segera mengatasinya.
"Misal soal banjir, turap dulu saja semua sungai. Kan saya pernah cerewet (soal banjir). Kalau di Jakarta dikatakan tidak banjir, bohong. Itu pasti banjir," kata Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan upaya penanggulangan banjir sudah memiliki anggarannya tersendiri, sehingga pengerukan saluran hingga kali dapat dilakukan secara berkala untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta.
"Siapapun gubernur maupun penjabat gubernur kalau enggak sedikit radikal untuk masalah banjir, ya Jakarta tetap banjir," ucap Prasetyo.
Baca Juga: PSI Ingatkan Heru Budi Soal Makelar Tanah Pembayaran Pembebasan Lahan Normalisasi Ciliwung
Baca Juga:
18 RT di Jaktim Terendam Banjir karena Luapan Kali Ciliwung, Ketinggian Air Ada yang Mencapai 80 Cm
Selain itu, Prasetyo juga meminta Heru mengevaluasi terkait masalah kemacetan di Jakarta yang sampai saat ini masih sering terjadi. Menurut Prasetyo, Heru perlu mengambil tindakan tegas dalam menangani kemacetan di Jakarta.
"Kedua bicara masalah macet, istilahnya di penyangga Jakarta, itu juga kan harus tegas. Kita sebagai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kalau tidak tegas, ya pasti macet tidak akan hilang," ucap Prasetyo.
Baca Juga:
Ganjar-Mahfud Tak Saksikan Langsung Prabowo Jadi Presiden Terpilih, Atas Perintah Megawati?
Masalah lain yang belum bisa diatasi oleh Heru, kata Prasetyo yakni soal tata ruang di Jakarta. Prasetyo menyebut masih ada lingkungan kumuh di Jakarta, bahkan lokasinya tidak jauh dari Istana Negara.
Baca Juga:
Dibuang PDIP, Airlangga Akui Jokowi-Gibran Sudah Masuk Golkar: Tinggal Formalitas Saja
Dilepeh PDIP, Golkar Sambut Baik Kabar Jokowi-Gibran Bergabung: Amin, Kami Anggap Doa
"Nah di tata ruang ini ada peraturan, misalkan, ada salah satu wilayah Kebon Jeruk peruntukannya harus hunian bukan buat komersial, tetapi di situ ada hotel. Artinya aturannya sudah ditabrak," kata Prasetyo.
Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menerapkan enam inovasi pengendali banjir yang di tempatkan pada lokasi-lokasi langganan banjir setiap kali hujan deras.
"Inovasi ini akan diimplementasikan dan diteruskan untuk meminimalkan dampak curah hujan yang tinggi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum saat dihubungi di Jakarta, Senin (22/4).
Baca Juga:
Telunjuk Surya Paloh Dianggap Nyuruh Anies Angkat Kursi Jadi Omongan Publik
Merasa Tertipu, Jubir Timnas AMIN Sebut Suhartoyo Pemain Drakor Kelas Wahid
Enam inovasi pengendalian banjir tersebut, antara lain pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti waduk atau embung, penguatan tanggul kali, pembangunan sistem polder atau pompa, penyiagaan dan pengecekan berkala rumah pompa, pintu air, hingga alat berat, menyiagakan satuan tugas (satgas) di lapangan, dan peningkatan kapasitas drainase kawasan.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan upaya mengatasi kemacetan di Ibu Kota dilakukan bersama dengan pihak terkait secara bertahap.
"Kami berkeinginan untuk menyelesaikan masalah kemacetan ini secara bertahap. Tidak bisa solusi itu selesai besok pagi, kemudian lalu lintas tidak macet. Itu tidak bisa," tegas Heru.
Heru menyebut Pemerintah Daerah (Pemda) DKI dengan DPRD DKI terus bersinergi dan berusaha untuk sama-sama menyelesaikan masalah kemacetan di Ibu Kota, minimal mengurangi terlebih dahulu. (Antara)