Suara.com - Mooryati Soedibyo dimakamkan di pemakaman keluarga di pembibitan Mustika Ratu, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat Rabu (24/4/2024) siang ini.
Pantauan suara.com, Mooryati Soedibyo akan dikebumikan berdampingan dengan suaminya, Soedibyo Purbo Hadiningrat yang telah meninggal sejak 1998 silam.
Mantan pegawai di pembibitan Mustika Ratu, Jalaludin menyebut, di pemakaman keluarga itu terdapat 12 Lubang pemakaman yang sudah disediakan.
Baca Juga :
Baca Juga: Obituari Mooryati Soedibyo: Pebisnis Mustika Ratu yang Masuk Daftar Perempuan Indonesia Berpengaruh
"Ada 12 Lubang, udah terisi dua, suaminya dan beliau (Mooryati Soedibyo)," kata dia kepada Suara.com.
Jalaludin yang merupakan warga asli Desa Citapen itu mengenal dekat dengan Mooryati karena telah bekerja sejak pendirian lokasi Pembibitan Mustika Ratu.
Ia bekerja sebagai karyawan Mooryati sejak tahun 1994 silam dan berhenti pada tahun 2003.
"Saya ke sini berbela sungkawa, karena sudah seperti keluarga. Sudah 10 tahun saya di sini," papar dia.
Sebelumnya, anak pendiri Mustika Ratu Putri Kus Wisnu Wardani juga mengkonfirmasi kabar meninggalnya sang ibu, Mooryati Soedibyo pada Rabu (24/4) dini hari di Jakarta.
Baca Juga: Profil dan Perjalanan Karier Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu Meninggal di Usia 96 Tahun
"Iya," kata Putri.
Mooryati meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Almarhumah meninggalkan lima orang anak yakni Djoko Ramiadji, Putri Kus Wisnu Wardani, Dewi Nurhandayani, Haryo T. Baskoro dan Yulita Warastuti.
Mooryati merupakan cucu Raja Kasunanan Surakarta Paku Bowono X yang memulai bisnis jamu pada 1975 dan mendirikan Mustika Ratu pada 1978.
Dalam perkembangannya, Mustika Ratu memproduksi berbagai produk kecantikan dan kesehatan yang dipasarkan di Indonesia dan manca negara, termasuk di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Serikat.
Mooryati juga dikenal sebagai pendiri Yayasan Puteri Indonesia dan pencetus kontes kecantikan Puteri Indonesia, yang digelar setiap tahun sejak 1992.
Ia pernah menjadi Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat Periode 2004-2009. Mooryati juga tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia,dan sebagai "Empu Jamu".
Pada 2007, namanya masuk urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia.
Kontributor : Egi Abdul Mugni